Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Dan Masalah Bangsa ini Diselesaikan oleh SMA Labschool Cibubur

22 Oktober 2014   22:21 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:05 128 1
Diskursus pendidikan karakter dalam dunia pendidikan pada saat ini rasanya telah menjadi salah satu perbincangan yang sejak lama cukup ramai dibucarakan. Bahwa salah satu beban yang diamanatkan oleh negara kepada pendidikan tidak hanya kepada lahirnya sosok masyarakat Indonesia yang memiliki kecerdasan secara intelektual, melainkan manusia Indonesia tersebut haruslah memiliki karakter yang kuat dan merupakan jiwa Indonesia itu sendiri. Beban inilah yang kemudian mengharuskan pemerintah secara bersamaan dan penuh dengan semangat pembaharuan mengubah sistem kurikulum yang digunakan yang pada awalnya menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum 2013.

Kurikulum 2013 mensyaratkan terciptanya peserta didik yang tidak hanya cerdas, melainkan juga memiliki karakter yang kuat yang berlandaskan jiwa asli Indonesia. Kurikulum ini kemudian digunakan oleh seluruh siswa Indonesia untuk semua level pembelajaran. Mulai dari SD hingga SMA. Point terpenting dari kurikulum ini adalah menaruh nilai-nilai yang merupakan bagian dari proses pembentkan karakter seperti keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Sikap Individu peserta didik sebagai kerangka Awal proses Tujuan Pembelajaran dan Proses Penilaian seorang peserta didik yang tercantum kedalam KI 1 dan KI 2. Kuriulum ini secara definitif menaruh kedua tujuan itu sebagai kerangka awal sebuah proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru di kelas. Seorang guru tidak hanya melakukan Transfer of Knowledge, melainkan juga membentuk karakter seorang siswa.

Tugas pembentukan karakter yang sejak lama diamanatkan kepada guru Agama dan guru Pendidikan Kewarganegaraan itu kini di-Breakdown menjadi tugas semua guru di kelas. Seorang Pengajar MIPA harus dapat menggugah keimanan seorang siswa dengan segala yang ada dalam proses pembelajaran mereka di kelas. Seorang Pengajar Sastra harus dapat membuat karya sastra yang diajarkannya di kelas menjadi salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas keimanan seluruh siswa di kelas. Dengan segala pola tersebut maka akan diperoleh segala tujuan yang dibebankan oleh pendidikan melalui kurikulum 2013.

Proses pendidikan seorang peserta didik di kelas, harus juga diimbangi dengan proses pendidikan di luar kelas yang diakukan oleh institusi sekolah. Proses pembentukan di luar kelas ini juga bermanfaat sebagai penguat segala proses pembelajaran yang didapatkan oleh seluruh siswa di kelas. Sehingga, harmoni dan umpan balik yang mereka dapatkan di kelas dapat bremanfaat secara praktis. Para peserta didik tidak hanya bertugas sebagai seorang yang pandai berteori melainkan juga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan di luar kelasnya.

Aktivitas penguatan nilai-nilai di dalam kelas, yang ternyata menjadi salah satu penguat dalam proses di luar kelas memang lah beraneka ragam. Dan salah satu proses pembentukan karakter yang ternyata cukup ampuh bahkan sebelum pemerintah melemparkan isu tentang pembentukan karakter adalah adanya kegiatan Trip Observasi yang dilakukan oleh SMA Labschool Cibubur.Bagi Labschool Cibubur, Proses penanaman karater di kelas memang sudah menjadi kewajiban seuruh guru di kelas.

Labschool memang sudah sejak berdirinya menekankan betapa karakter adalah point utama yang harus dimiliki oleh peserta didik  sekolah ini. Itu lah sebabnya dalam Tujuh Nilai Dasar yang senantiasa dibacakan dan internalisasikan oleh seluruh siswa di sekolah ini menaruh Intelektual atau yang berdimensi kepada kecerdasan kognitif sebagai bagian yang paling terakhir yang menjadi target peserta didik buah dari pembelajaran sekolah ini. Sedangkan Ketaqwaan, Integritas yang tinggi, Berdaya juang Kuat, Kepirbadian yang utuh, Berbudi Pekerti yang luhur, Mandiri menjadi enam deretan yang pertama yang harus dimiliki oleh seluruh siswa SMA Labschool Cibubur.

Trip Observasi adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh SMA Labschool Cibubur yang bertujuan untuk membentuk karakter peserta didiknya. Kegiatan ini berisikan penanaman nilai-nilai kebudayaan, ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Kecintaan kepada Budaya, Penghoramatan kepada Alam, Peningkatan Proses berpikir Ilmiah dan Kesederhanaan dalam berkehidupan.

Nilai-nilai itu besar itu kemudian diturunkan ke dalam berbagai macam aktivitas selama kegiatan Trip Observasi yang dilaksanakan pada tanggal 16 hingga 20 Oktober tersebut. Seluruh siswa diminta untuk mengenal lebih dalam kebudayaan Indonesia dalam kegiatan Lintas Budaya. Pada kegiatan tersebut seluruh siswa diminta untuk menjelaskan salah satu budaya yang ada di Indonesia dengan menampilkan pakaian, makanan, karakter dan segala adat istiadat di daerah yang ada di Indonesia tersebut. Tiga puluh tiga provinsi ditampilkan pada kegiatan Lintas Budaya tersebut.  Kegiatan ini sekaligus telah menanamkan kecintaan kepada Budaya Bangsa indonesia yang kian lama kian tergerus dnegan budaya barat yang masuk dan tanpa penyaringan yang cerdas dari kalangan muda. Anak-anak SMA yang pada usianya tersebut dengan gamblang mempresentasikan budaya Indonesia dari segala sisi.

Kegiatan berikutnya yang dilakukan pada kegiatan Trip Observasi ini adalah Penanaman kecintaan kepada Bangsa dan Tanah Air Indonesia yang Indah ini melalui kegiatan Penjelajahan. Seluruh siswa pada kegiatan ini diminta untuk menjelajahi keindahan alam Indonesia sambil sekaligus ditanamkan betapa alam yang luas dan terhampar ini adalah sebuah aset bangsa ini yang Tuhan berikan kepada Indonesia yang tak terhingga harganya. Kegiatan penjelajahan ini sekaligus menjadi sebuah sarana kepada peserta didik untuk dapat menghormati alam yang ada di Indonesia dan memanfaatkannya sebagaimana mestinya.

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir logis yang dimiliki oleh peserta didik di SMA labschool Cibubur selama kegiatan Trip Observasi ini, peserta diminta untuk meneliti segala hal yang menarik dan menjadi permasalahan yang ada di tempat kegiatan Trip Observasi tersebut. Para peserta didik pada kegiatan Trip Observasi ini telah menjadi peneliti-peneliti muda yang bertugas untuk menyelesaikan banyaknya masalah-masalah sosial dan nonsosial yang terdapat di daerah tersebut. Setelah mereka berhasil meneliti berbagai permasalahan sosial di daerah tersebut, mereka kemudian diminta untuk mempresentasikan hasil penelitian tersebut dan menjadi masukan bagi aparatur desa atau yang berwenang di daerah tersebut.

Berbagai kegiatan yang ada selama kegiatan Trip Observasi SMA Labschool Cibubur dibingkai dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Setiap Peserta didik diharuskan untuk senantiasa menjalankan aktivitas-aktivitas peribadatan seperti sholat, dzikir, tilawah dan kebaktian bagi yang beragama nasrani atau penyesuaian bagi yang beragama lain. Sikap kemandirian di tanamkan dengan mewajibkan peserta didik peserta Trip Observasi untuk memenuhi seluruh keperluan yang mereka butuhkan selama kegiatan Trip Observasi tersebut. Memasak, Mencuci baju, Membersihkan rumah dan lain-lain menjadi aktivitas wajib seluruh peserta Trip Observasi SMA Labschool Cibubur setiap harinya pada kegiatan Trip Observasi tersebut. Aktivitas-aktivitas yang jarang mereka lakukan selama di rumah tersebut akhirnya menuntut para peserta didik tersebut untuk dapat melaksanakan kegiatan tersebut selama Trip Observasi.

Kegiatan Trip Observasi SMA Labschool Cibubur yang dilaksanakan pada tanggal 16 hingga 20 Oktober 2014 yang menggunakan konsep homestay di rumah warga desa Cihanjawar, Purwakarta ini secara tidak langsung telah membantu pemerintah dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada di Indonesia, khususnya dalam dunia pendidikan. Labschool Cibubur telah menjadi salah satu motor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia dalam menghasilkan para pelajar yang tidak hanya cerdas, melainkan juga berkarakter. Sukses Trip Observasi SMA Labschool Cibubur. (RF)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun