bismillahirrahmannirahim...
Awalnya datang ke toko buku itu niatnya mau untuk meminjam kembali suatu buku yang sudah pernah aku pinjam, karena akan aku fotokopi. Aku sangat tertarik dengan buku tersebut, apalagi dengan isinya. “Gerakan Theosofi di Indonesia” kurang lebih buku itu bercerita mengenai bagaimana sepak terjang aliran kebatinan Yahudi di Indonesia, semenjak masa penjajahan yang dilakukan oleh Belanda hingga mempengaruhi berbagai pemikiran para tokoh di Indonesia.
Toko buku itu tertutup setengah dari pintu besinya, aku pikir akan segera tutup.
“assalamu’alaikum.”
“wa’alaikumussalam wr.wb.”
“permisi bang qodja, putri mau minjem lagi buku yang udah putri balikin kemaren, yang tentang theosofi itu. Soalny mau putri fotokopi, ada tulisan yang berkaitan dengan skripsi putri. Hehe.”
“oh iya, sebentar.”
“ini put, baca juga yang ini, bukunya bagus, kisah nyata!”
“oh gt ya.”
“tapi balikinnya hari selasa ya.”
“oh iya bg, makasih ya.”
“rumah putri dimana?”
“di komplek untan bg.”
“oh deket ya. Emang habis darimana?”
“dari masjid Al-Ilham di STKIP itu.”
“ada kajian ya malam ini?”
“ada seharusnya, tapi tadi ga ada.”
“oooh..”
“mari bg, assalamu’alaikum.”
“wa’alaikumussalam wr.wb.”
Sesampai dirumah, aku yang tadinya ingin langsung beristirahat, namun berubah pikiran. Karena perut yang lapar dan rasa haus yang sangat, maka aku memilih untuk mencari makan. Ketika saat itu juga, adikku yang kembar makan nasi goreng tidak habis.
“pa, kenyang.”
“ha! Buat mba putri jak dek!”
“niaa, ambeklah.”
Setelah aku jadikan satu nasinya, mama ternyata mau. Kemudian aku bagi dua di piring yang berbeda, lalu aku pun masuk ke dalam kamar. Langsung aku rebahkan tubuhku ke kasur yang aku tunggu sedari tadi. Langsung aku ambil buku tersebut. “The Khilafa”
Baru membaca bagian belakang sampul, aku langsung tertarik untuk membacanya. Baru awal membaca saja, aku sudah dikejutkan oleh cerita yang membuat dadaku sesak dan air yang menggenang di kedua mataku. Serta pertanyaan dalam benakku “mengapa? Kenapa? Bagaimana? Siapa?” bukan hanya itu. Banyak lagi.....
Isi buku itu membuatku tersentak jauh! Bahkan aku sampai takut untuk tertidur. Aku baru menyadari, aku lemah, aku bukan siapa-siapa, tak pantas aku sombong, aku masih jauh dari sebuah kebaikkan, apalagi kemuliaan.
Buku itu menceritakan tentang bagaimana kita seharusnya kita mensyukuri apa yang kita miliki sekarang. Mengajarkan kita untuk lebih sadar akan makna hidup ini, tujuan hidup ini. Realita yang ada dibuku itu mencampakkan keinginan-keinginan kita saat ini. Yang ada hanya perjuangan!
Buku itu membuat aku termenung, ketika aku terbangun dipagi hari. Menangis sesenggukkan ketika membacanya. Kisah cintakah? Memang ada disana, tapi bukan novel fiktif. Ini antara hidup dalam dunia fana dan dunia yang sesungguhnya.
Aku ingin menceritakan, namun aku sendiripun tak sanggup untuk mengatakan semua itu. Wajar, jika mereka yang ada didalam buku itu hanya bisa berjuang di tanah mereka sendiri dan mereka lebih memilih diam dalam gambar, tulisan dan lukisan, serta kiasan. Mereka sakit, bukan hanya fisik, namun juga batin mereka.
Buku itu, membuka paragdima berpikir aku tentang hidup mulai saat ini. Hidup sebagai seorang MUSLIM!