Dari sini kita melihat semangat cinta tanah air adalah semangat yang digaungkan oleh KH. Hasyim Asyari dalam arti bahwa rakyat muslim tidak mampu menuju kedamaian selama kemerdekaan belum diraih. KH. Hasyim Asyari merupakan representasi dari ulama sedangkan rakyat muslim merupakan representasi dari kaum santri (kaum yang sedang belajar hukum islam dan/atau kaum yang menjalankan syariat islam dengan arahan dan bimbingan kyai/ulama).
Ulama sebagai panutan para santri menjadi penentu semangat serta arah tujuan kehidupan, Hal ini yang menjadi bukti bahwa ulama tidak dapat terpisahkan dari para santri. Pada masa perjuangan merebut kemerdekaan Indonesia,ulama adalah orang yang paling ditakuti oleh penjajah. Banyak sekali ulama yang syahid dan berlumuran darah akibat ketakutan penjajah atas eksistensinya di negara indonesia.
Prof. Dr. Snock hourgance seorang orientalis yang belajar hukum islam ketika dimintai nasihat oleh penjajah mengatakan  "cara terbaik menghentikan perlawanan ulama dan santri adalah dengan melenyapkannya". Dapat dartikan bahwa perjuangan ulama dan santri tidak dapat dipadamkan oleh harta ataupun iming2 keduniaan. Mereka berjuang diatas keyakinan kebenaran serta kemauan yang kuat untuk bebas dari ketidakadilan penjajah.
Tanggal 22 Oktober 2019 kemarin diperingati sebagai Hari santri menjadi pengingat kita bahwa pentingnya menjaga ulama, karena mereka adalah tonggak/sumber Ilmu yang seharusnya dijaga bukan dimusuhi. Tanpa Ulama "Santri" bagaikan anak yang kehilangan Induknya.
Jakarta, 23 Oktober 2019