Butiran bening mengalir dari sudut bola mataku..
Tak bisa ku ungkapkan, apa sebab semua itu.
Mendengar keluhan adikku dan kepanikan ayah membuat hati teriris perih.
Ingin ku ikut memikul sebagian beban itu, namun kakiku masih terseyok-seyok mengarungi lumpur menuju satu bintang yang masih terlihat samar-samar.
Tapi, dari kesulitan itu aku belajar untuk tegar, lebih semangat dan belajar hidup hemat.
Tak ingin ayah tahu tangisanku.
ku coba sembunyikan semua itu rapat-rapat, namun isakan itu terdengar juga olehnya.
Hari ini aku belajar tentang "tegar" dan nikmat "air mata" yang telah mampu meringankan beban hati ini.
padang, 30 juni 2012