Mohon tunggu...
KOMENTAR
Gaya Hidup

Nikah dan Gengsi

21 Oktober 2015   14:17 Diperbarui: 21 Oktober 2015   14:34 261 0
Pertemuan dengan seorang Professor yang berkewarganegaraan Thai ras Chinese, namun fasih berbahasa Inggris dengan aksen yang hampir sempurna,  menuntun saya pada pola pikir yang lebih dapat dibenarkan oleh nurani. Seperti yang sebelumnya saya pelajari, jangan mudah percaya pada ucapan siapapun. Hanya dua hal yang akan membenarkan, nuranimu sendiri dan fakta yang sudah terbukti. Ketika siapapun berbicara, bukan hanya saya cerna kata-kata dan bahasa yang disampaikannya. Namun di dimensi yang lain, saya tanyakan pada nurani saya sendiri. Jika nurani saya membenarkan, maka ucapannya bisa diterima oleh akal saya. Untuk cara yang lebih membutuhkan waktu yang lama, tanyakan pada sumbernya atau cari di referensi yang sudah terbukti. Scanning di buku atau digoogle. Kedua cara itu bisa digunakan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan.

Beliau adalah salah satu akademisi terpandang,terutama di bidang research. Karena tidak ingin kehilangan kesempatan, maka saya merekam obrolan kami di handphone. Lalu saya dengarkan lagi sembari mengerjakan tugas di malam harinya. Saya mungkin akan bercerita perkara utama di tulisan yang lain. Namun hal menarik yang berkaitan dengan topik popular saat ini adalah perkara pernikahan. Bukan karena saya dilanda kegalauan atau kebelet menikah, tapi karena banyak teman-teman yang memposting di media sosial tentang cerita pernikahan dan pertemuan jodoh, dan sebagainya.Beliau pernah meneliti kenapa sebagian besar pasangan di Thailand bercerai setelah menikah. Banyak faktor yang melatarbelakangi, namun hal yang paling krusial adalah cinta dan tujuan. Ketika pasangan lupa bagaimana mencintai dan mengabaikan kegunaan kekuatan cinta itu, juga lupa tujuan kehidupan mereka bersama. Maka hal lainnnya pun begitu rapuh untuk membantu menguatkan kebersamaan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun