Aku menggoyang-goyangkan pinggulku ke kanan danke kiri manghadap kaca lemari. Di depanku persis terlihat sosok anak perempuan berusia sembilan tahun menggunakan kaos putih ketat berlengan pendekdengankain panjang yg dililitkan sebagai rok bawahan dan sisanya diselampirkan ke atas pundak sebelah kiri. Kedua pergelangan tanganya dipenuhi dengan karet gelang berwarna-warni. Dan wajahnya penuh dengan warna-warni blush on dan eye shadow. Sosok itu menari-nari tak keruan, kadang meloncat-loncat lalu berputar-putar merentangkan kedua tangan. Setelah itu kembali menggoyang-goyangkan pinggul sambil mengerdip-ngerdipkan kedua kelopak matanya seperti orang yang sedang kelilipan, dan begitu seterusnya berulang-ulang.