Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Liah dan Tiar (Kaca Mata Politik di Mata Anak)

6 November 2013   08:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:32 128 1

“Saya mohon pak.. anak-anak saya banyak. Kami mau tinggal dimana?!” teriak seorang ibu histeris. Si bapak yang diajak bicara diam terpaku, bergeming. Tak bicara satu patah katapun. Seolah tak ada yang sedang bicara dengannya. Sementara si ibu terus meraung-raung, memohon dan berlutut di kaki si bapak berseragam dinas. Ibu-ibu yang lainnya sibuk menyelamatkan barang-barang yang masih sempat untuk diselamatkan. Para suami dan kaum pria berjibaku dengan petugas berusaha menghentikan acara penggusuran tanah itu. Suasana begitu kacau balau. Liah dan Tiar memaku seperti patung. Tatapan mereka berdua tertuju pada kerusuhan itu. Namun tak ada yang bisa mereka lakukan. Kenapa?? Karena mereka masih anak-anak. Tiar jadi ingat kejadian tadi siang saat ia dan Liah berdebat. Perdebatan yang melelahkan tentunya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun