Di awal cerita saya sudah membayangkan bagaimana Ruth Bader Ginsburg begitu berat perannya sebagai istri, ibu, dan mahasiswi. Dia harus mendampingi suami yang sakit kanker testis, mengasuh anaknya yang masih bayi, dan menjadi mahasiswi di universitas Harvard jurusan hukum ditambah menjadi double mahasiswa yaitu mengganti suami agar tetap kuliah di Harvard. Belum lagi diskriminasi saat itu di universitas Harvard yang memandang jurusan hukum seharusnya hanya untuk laki-laki.
KEMBALI KE ARTIKEL