Kalau saja kau ada di sampingku
Tentu bisa kau rasakan betapa nikmatnya secangkir kopi putih ini
Juga betapa ujung lidah yang bergetar karena kepanasan atau
justru mengalir kehangatan
Lalu bersama kita pahat rasa yang tertambat di dinding kerongkongan
Hingga tetes terakhir kopi yang tertuang di bibir kita
Karna 'ku tak tahu di mana tetesan rindu itu terselip
di antara pusaran secangkir kopi putih ini
Kalau saja kau ada di sampingku
Tentu bisa kita tatap matahari pagi ini
Juga kita rasakan lilitan hangat pendar sinarnya
Meski juga tak jarang panas menyayat
Inilah luapan rasa syukur
atas apa yang Tuhan karuniakan: untuk kita
Kalau saja kau ada di sampingku
Tentu kita bisa dengar bising arus kendaraan
Yang melintas di jalanan seraya menebarkan debu dan asap
yang menyesakkan dada
Lalu bersama kita jumputi debu yang melekat
di berbagai celah bongkahan tubuh kita
:satu demi satu
Hingga kembali pada kondisi nan bersih lagi suci
Maka, izinkan rindu ini menjemputmu
Lalu kugoreskan bait-bait cinta di lembaran kertas putih
tak bertepi
Tandes, 26 Agustus 2014