Aku hanya bisa menatapnya dari sisi trotoar. Pandanganku terus kupanahkan pada lelaki berlumuran darah. Aku menemukan dua bilah golok yang terselip di pinggang kiri dan kananya. Belum habis kedua mataku menjelajahinya, spontan ia mengarahkan kedua matanya kepadaku. Sontak akupun terkejut. " Agh, sial! Pikirku.
Lelaki itupun segera beranjak dari duduknya. Langkahnya nampak sedikit gontai. Aku mencoba menenangkan diriku, kuhisap rokok di tanganku secara mendalam. Dan terasa lelaki berlumuran darah itupun sudah tepat di depanku. Bau amis darah yang menusuk lubang hidungku membuat isi perutku bergejolak seketika.
" Maaf mas, boleh minta apinya gak. Dari tadi mulut saya masem bener, mau merokok eh korek ketinggalan di pemotongan, hehe maaf ya mas ngerepotin.
" Oh, gak papa ( asem, gw kira habis ngebantai orang, eh ternyata jagal sapi )
de end ( the end )