bawakan bantal guling di pembaringan
hangatkan pori gemukan daki
malas menjadikan iblis unjuk gigi
jendela kusam tirai bersulam
tertutup rapat dalam kelam
duri mengacung di tumpukan sekam
mengincar mulus di kedinginan malam
buat apa kupegang sapu tangan
sebab selimut telah membuatku kehilangan
percuma kubuat kelopak mata sembab
bila tanya tak kunjung terjawab
ambilkan lilin dan korek api padaku
biar kubakar dadaku
sebab tangis telah menjadikanku budak
sampai jiwaku lelah teriak
nyalakan api itu untuku
biar terbakar belukar di benaku
dan ambilkan pisau dalam sarungmu
aku ingin mencabik-cabik lemahku
nyalakan api itu untuku
agar kopi tetap nikmat tuk minumanku
saat perjamuan hela nafas
walau ratap semakin memelas
nyalakan api itu untuku
nyalakanlah
di sini
di dada ini
~¤~
bvb