" Alamak, inikan bau misyik. Tapi kenapa ada aroma pandanya ya.
Telunjuk tanganku segera mengorek-ngorek kedua lubang hidungku secara bergantian. Rumpanya masih ada sisa upil yang sempat menghalangi aroma yang menyapaku ini.
" Benar sekali, ini bau misyik. Tapi bau pandan itu?
" Kresekkk kresekkk..."
" Busyettt...tu benerkan, ada musang pandan. Tapi, darimana aroma misyik ini.
Benaku semakin dipenuhi tanya. Aku mencoba mengamati sekelilingku. Namun lagi-lagi hanya suasana gelap dan suara jangkrik yang sesekali ditemani suara musang yang merayu pandan.
Seiring langkah kakiku yang sedikit pincang. Aroma itu semakin kental terhirup kedua lubang hidungku. Belum sempat kupercepat langkahku, akupun dikejutkan sebuah bayangan putih yang berdiri diantara pepohonan. Detak jantungku kini telah menyerupai suara drumband. Kedua kakiku terasa berat tuk melangkah.
" Wes ewes ewes bablas angine...
Setelah kubaca sedikit mantra keberanian, kakikupun kucoba tuk melangkah. Kudekati bayangan itu dan kunyalakan lampu senter yang tersedia pada pesawat handphoneku. Semakin dekat bayangan itu semakin penasaranku bertambah besar. Namun sosok itu tak sedikitpun beranjak dari tempatnya. Dan cahaya senterkupun mengejutkanya.
" Woyy Tong, gile lu, gue lagi kencing lu senterin.
" Alamakk Wak Haji, gue kirain jurik.
" Semprul lu Tong, gue dari tadi kebelet tau. Dari magrib sampe isa gue tahanin, tu toilet mushola lagi kering airnye.
" Ya deh Wak, maafin gue ye, habisnya bau parfumnya nyengat banget ampe berdiri bulu kuduk gue, hi hi hi...
~¤~
met malam jum'at ya, jangan serius serius bacanya ya...uhuyyy
bvb