Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Perempuan yang Mengambang

3 Mei 2012   16:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:46 178 0
Aku terpaku di bawah rindang pepohonan, di tatap langit bermata sabit. Ketika sosok cantik nan anggun tersenyum di hadapanku. Darahkupun berdesir memenuhi setiap inci dalam tubuhku. Ada sedikit kesejukan ketikan kupandang kedua sorot matanya yang bening.

Rambutnya yang panjang hingga ke pinggang dibiarkanya tergerai. Sangat serasi dengan gaun hijau di hiasi kain bercorak batik membalut di kulitnya yang kuning langsat.

" Siti Aisah, panggil saja aku Aisah.

Ucapnya seraya mengulurkan tanganya kepadaku. Halus dan lembut lirihku dalam hati.

" Karim. Sambutku memperkenalkan diri.

Aku masih terpaku menatapnya. Naluri lelakiku begitu bergejolak dengan kuat. Aku yakin dia bukan perempuan kebanyakan. Terbukti dia mau menghampiriku dan memperkenalkan namanya padaku. Walau penampilanku nampak begitu lusuh dan terkesan urakan.

Tak habis pikir olehku, sekejap saja kami telah begitu akrabnya. Seolah-olah telah saling mengenal sedari tempo dulu. Kedua bola mataku sangat menikmati kecantikanya. Benakupun sempat berceloteh kalau dia perempuan dari bangsa bidadari. Agh, apa iya, tapi...

" Hey, kok malah melamun sih?

" Oh, gak kok.

" Mikir apa hayo...

" Ehmm, gak! Cuma kagum aja liat kecantikanmu.

" Gombal ah!

" Emang iya, hehehe...

" Mas, kulit buah tak menjamin isi dagingnya. Janganlah tertarik melihat domba yang kepalanya terapung di dalam danau.

Tak berapa lama diapun mengajaku pergi. Sepanjang perjalanan Aisah lebih banyak bercerita tentang nasihat kehidupan. Pikiranku semakin di penuhi oleh tanya. " Siapa gerangan wanita ini?

Tak terasa sudah satu jam aku dan dia asik bercerita di atas jalanan tanpa alat transportasi. Dan tak berapa lama iapun pamit. Lagi-lagi aku hanya terpaku menatap keindahanya. Ia berjalan memunggungiku. Belum sempat mataku berkedip akupun melihat langkah kakinya semakin mengambang. Nampak seperti sedang menyusuri anak tangga. Rambutnya yang hitam tergerai terkibas kesana kemari di terpa bayu malam. Lima menit kemudian diapun menghilang di atas ketinggian menuju rembulan yang masih nampak sabit namun terang.

" Subhanallah, siapa dia?!

~¤~
banjarbaru 040512
bvb

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun