Aku ingin menitipkan kabar pada camar, tapi aku malu pada mega yang menggumpal. Sebab mereka pasti mendengar bisik rinduku. Maka biarlah kuputuskan lewat puisi diatas kertas putih. Dan kupatri sebuah komitmen dalam gumpalan daging berwarna cokelat bercampur darah.
" Jarak. Antara aku, kamu dan segara lepas.
Kita senantias menyaksikan detik pada jarum jam yang tak pernah tau rindu yang mengingin. Kita teramat egois kepada era, mendikte pada kuasaNya, padahal kita tahu ini hanya sebuah rasa yang bergelora.
Maka biarkanlah ini menjadi puisi, sebab komitmen telah terpatri.
" Long distance love. Hanya sebuah istilah buat raga kita, namun sukma kita selalu bertatap mata tiap detiknya. Sebab rasa kita ada diantaranya.
¤¤¤¤¤
hahahaha kok bisa ya gw bikin yang ginian * tepok jidat*
awas ye copas, gw sumpahin jadi presiden.
Bvb