Duhay para serangga malam. Kopiku sudah mulai kuseduh, siap tuk disruput walau gerimis masih belum memberi kabar kedatanganya. Apakah menunggu nasib saja tuk menantinya, sedangkan ladang semakin kerontang.
Barusaja angin membawa berita tentang derita, pertumpahan darah kembali menimpa. Aghh, selalu beginikah Negeriku tercinta. Kemanakah mereka-mereka yang suka merekayasa untuk mukanya, apakah ini bagian rekayasa tuk muka-muka mereka, entahlah...
Tanyalah saja pada udara, dan aku telah terbiasa menyaksikan penari topeng di televisiku.
Dini hari di banjarbaru 120911
bvb