"Duhay Langit, wajahmu selalu kurindu
.Dengan tatap yang penuh harap, ia bermunajad, dan sesekali tanganya menyeka butiran-butiran air mata yang semakin berlinangan.
" Duhay Yang maha indah, kereta terakhirku penuh dengan ular berbisa, namun kekasihmu memberikan sebuah cinta-Mu tuk perjalanan terakhirku.
Dengan senyum yang terkulum diantara kerut-kerut wajah yang masih ayu, terbasahi air dari kelopak mata sayunya.
" Wahay langit, baiklah, hujan pasti akan segera reda, dan mereka telah menantiku digerbang berikutnya, sebelum stasiun terakhir bersama bidadari-bidadari kecilku.
Hujan dengan perlahan memberi tanda tuk reda, sang perempuan masih duduk dengan tenang namun penuh harap. Tuk sebuah cinta dan kepada misterinya.
- sekian -
------------------------
pinggir trotoar ngedat-ngedit gak jelas
bvb
keterangan : copas dari notes fb pribadi