Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Kabar Kematian

13 Juli 2011   06:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:43 114 2
riuh sapa bayu meributkan dedaunan, terkadang pepohonan melemparkan ranting-ranting kering keatap rumah dan terkadang membanting segala yang ringan tuk diangkatnya
lelaki tampan mengintip cemas dari lubang kecil dinding kayu.

'' mungkin ini isyarat...
'' yeah, aku yakin ini adalah suatu isyarat buatku, atau...
'' ochh tidak tidak, semoga dia baik-baik saja disana.

lelaki di balik jendela semakin bertengkar dengan cemasnya, kemarin malam kekasihnya pergi karena perselisihan soal was-was mereka tentang hari depan yang menggelisahkan harapan mereka tuk bahagia.
sebentar-bentar ia terbatuk-batuk kecil, sambil sesekali mengusap dadanya yang sudah tak bidang lagi.

matanya kembali mengintip, suasana di luar masih begitu ributnya, sesaat kemudian munculah sebuah bayang dari arah rimbunya pepohanan yang tertiup angin kesana-kemari.
bayangan itu seolah-olah memandang kepadanya, dari posisi wujudnya yang mengarah kepadanya.

'' dia mengetahuiku rupanya...
'' tapi siapa dia...?!

bayangan itu nampak mendekat diantara dedaunan yang berhamburan, kini semakin jelas wujudnya, nampak rambutnya yang panjang tersibak sang angin kesana dan kemari.

'' Aida...??

lirihnya mengenali sosok bayangan itu, sejenak dia terpaku, kemudian dia mencoba mengintip kembali dari celah-celah lubang dinding kayu rumahnya.

'' Aida...kenapa malam-malam yang mengerikan ini dia kemari, padahal kemarin dia lagi sakit keras, ada apa gerangan dirinya ?

dengan sikap dia segera menuju kearah pintu, diraihnya gagang pintu itu dan segera ia buka, sosok itu masih berdiri di bawah pohon, angin masih berhembus dengan kencangnya, namun sosok itu hanya diam seolah-olah tidak sedang terjadi apa-apa.

sebelum lelaki itu mengampirinya, tiba-tiba saja dia dikejutkan oleh suara lolongan anjing liar dari arah samping kediamanya, anjing itu semakin mendekati sosok di bawah pohon, lolonganya semakin panjang dan terkadang-kadang mirip orang yang merintih-rintih.

'' Aida...kemarilah sayang...

lelaki itu mencoba tuk menhampirinya, namun langkahnya tiba-tiba terasa sangat berat, dia terus mencoba tuk melangkah, namun sia-sia, tubuhnya terpaku tiba-tiba di teras rumahnya.
setelah lama dia berusaha, lambat-laun sosok yang menyerupai kekasihnya menghilang dari hadapanya, lelaki itupun semakin tak karuan rasa di buatnya.

'' Aida...
'' Kemana kamu, dimana kamu sayang, kenapa kau tak mau menghampiriku, kenapa...??!!

suaranya memecah malam yang di hiasi keanehan, lolongan anjing di sampingnyapun telah hilang bersama sosok di hadapanya.

tak berapa lama kemudian hand phonenyapun berbunyi, dilihatnya ada sebuah pesan dari keluarga Aida.

'' Fredy, sebelumnya aku minta maaf yang sebesar-besarnya dan aku memohonkan beribu-ribu maaf yang sebesar-besarnya pula, pabila selama ini adik saya Aida banyak berbuat salah baik di sengaja maupun tidak terhadapmu Fredy. Aida telah pergi satu jam yang lalu menghadap sang pencipta, nyawanya sudah tidak tertolong lagi, sekali lagi aku sebagai kakaknya memohonkan maaf tuk adik kami yang tercinta, mohon dimaafkan ya Fredy, wasallam.

lelaki itupun tak sanggup lagi berbuat apa-apa, tubuhnya tiba-tiba saja lemas dan tak berpa lama diapun jatuh di atas lantai teras kediamanya.


----sekian-----

cerita ini hanya fiksi belaka, pabila ada nama dan peristiwa yang kebetulan sama saya mohon maaf.

selamat membaca

selokan banjarbaru 13072011
by
bvb

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun