saat isi kepala telah habis tuk sebuah pikir
senyum malam begitu genitnya mengajaku tuk menyetubuhinya
dalam sebuah percumbuan serat jiwa yang lama terluka
Tafakur
munajad cintaku yang lama sirna
melemparkan segenap rasa-rasa yang merasa-rasa
dan menanggalkan satu demi satu pakaian yang memberatkanku
aku-pun harus telanjang
malam-malam yang senyap
saat lelap begitu sedapnya tuk dinikmati
saat itulah suara rindu sejati merangsang tangis
mengajak berkeluh kesah diantara udara-udara yang bercampur basah
menyerahkan pasrah lalu bercumbu tanpa desah
ramai suara jangkrik tak terdengar jelas
sebab suara hati sedang bercerita kepada Illahi
tentang dosa-dosa yang mendarah daging
tentang mimpi-mimpi yang tertikam belati
dan tentang raut wajah muram diatas perjamuan hidup
Tafakur
melemparkan dengkur
menyambut kebebasan jiwa
melemparkan berbagai macam aku yang menghimpit isi dada besarkan kepala
Tafakur
di sepertiga dalam pelukan bulan
berkelana dalam diri demi jiwa yang hampir mati
lalu tersenyum penuh suka cita yang mengeringkan air mata luka lara
setelah tiada aku menuju Dia yang tercinta
------------------------------------------------
pinggir trotoar 14062011
bvb