Bersama suara jangkrik dia berbisik
Lapar dan menahan perihnya luka yang teramat nyentrik
Dan bersandar di dinding harap yang kelam
Harapan pada tuan-tuan yang tersenyum di baliho
Coba jabarkan makna senyumu duhai tuan-tuan
Apakah sekedar senyum si jomblo
Yang mengharap datangnya sang pujaan
Ini tahun kuda kayu
Sudah tak jaman bujuk dan rayu
Buanglah segala rayuan gombalmu itu
Sebab itu semua sudah tak lucu
Apalagi kalian sang penjual ayat
Sungguh laknat demi syahwat
Nuranimu semakin melarat
Tiada sedikitpun daku merasa hormat
Dari sabang sampai marauke
Merah putih bukanlah bungkusnya tempe
Walau kutahu kau mainkan harga kedele
Kita-kitapun semakin memble