Belakangan ini kita disibukkan dengan simpang siur salah satu fenomena terhangat di jagat maya Indonesia, yaitu efek latent dari salah satu media sosial yang digandrungi anak remaja generasi Z (sebagian besar) yang bernama tiktok. Ketenaran aplikasi medsos ini memang tidak diragukan lagi mengingat platform yang disediakan memang awal mulanya ditujukan kepada para anak muda yang memiliki jiwa kreatifitas yang tinggi dengan "music content based". Tapi, kenyataannya, semakin kesini konten yang ada malah mengerucut kepada hal hal yang berkonotasi negatif. Dari awal yang hanya lipsync musik, humour lalu berubah menjadi konten yang jahil dan sexual persuade content.
KEMBALI KE ARTIKEL