Mahasiswa yang selalu menjadi harapan bagi masyarakat umum untuk menentukan arah perkembangan masyarakat, kini malah menjadi individu yang memisahkan diri dari persolan masyarakat dan seolah-olah tidak mau tau tentang persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. Mahasiswa yang memikul tanggung jawab besar dalam menjawab persoalan  masyarakat sebagai individu  memiliki tingkat intelegensi yang tinggi di banding masyarakat biasa seakan-akan  hanya retorika belaka, karena kenyataannya mahasiswa justru menjadi penyakit bagi masyarakat sehingga menjadi bahan obrolan di setiap pojok warung kopi. Eksistensi sebagai mahasiswa yang semestinya sebagai agen of change dan agen af control terkubur seiring sifat arogansi dan tidak mau tau yang selalu ditunjukkan oleh mahasiswa dalam pergaulannya sehari-hari di lingkungan sosial.