Di beberapa kesempatan aku selalu mengatakan bahwa aku telah banyak terinspirasi oleh seorang pria berkarismatik. Aku pernah mengatakan,”mungkin aku mencintainya!” Aku tak peduli meski ia seorang lelaki beristri. Aku juga tak peduli jika nanti istrinya marah (ya kalau marah, dikasih senyum manisku saja, he). Kepercayaanku akan inspirasi yang ia tularkan terlalu melekat pada diriku. Hingga pada saat aku harus memberi motivasi pada seseorang, kata-kata motivasi yang keluar dari mulutku tak jauh-jauh dari kata-katanya “Membaikkan”, “Memberi potensi baik”, juga “mendamaikan”.Ini bukan mencatut apalagi plagiat, Hal ini lebih tepat dinamakan virus inspirasi yang telah diinspirasikan.