“Maaf kawan..saya hanya ingin dia tidak menarik anak dalam konflik keluarga. Cukup itu diselesaikan berdua. Sayang, nampaknya dia bersemangat membangun kubu. Ia menarik anak –bahkan saudaranya—ke kubunya” Itulah SMS sahabat saya –yang sudah seperti keluarga— kemarin ketika saya menanyakan perkembangan masalah keluarganya. Saat ini, keluarganya sedang menjalani ujian berat. Bahkan sudah berujung ke perceraian.