Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy

Sang Pencerah untuk Sang Pemarah

15 Juni 2011   11:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:29 2040 2

[caption id="attachment_114417" align="aligncenter" width="320" caption="google.com"][/caption] “Anjing! Gak lihat apa, matamu ditaruh dimana?” itulah umpatan yang biasa keluar dari seseorang ketika bertubrukan di jalan. Ini pengalaman saya ketika gak sengaja nubruk dagangan di trotoar BLOK M, saat kuliah dulu. Terlalu asyik ngobrol bereng teman, lupa pada sekitar. Hampir saja saya digebuk pedagang se blok M kalau gak “nyembah-nyembah” minta maaf. Hi..hi…hi…

Prang! Piring dibanting dan pecah berserakan. Raut muka memerah. Mata melotot. Urat-urat leher menonjol seperti kabel listrik. Di sekitarnya semua diam. Ini biasanya terjadi ketika suami/istri berantem. Piring beterbangan sebagai tanda amarah sedang membuncah.

Dua kasus di atas sekedar contoh bagaimana kemarahan dilampiaskan secara tak terkendali. Kadang dilampiaskan dengan mengeluarkan umpatan. Kadang dilampiaskan dengan merusak suatu barang.Bahkan tak jarang amarah harus dilampiaskan dengan meninju, memukul, menendang atau melalukan kekerasan fisik terhadap sasaran amarah.

Pada dasarnya amarah adalah manusiawi. Cuma cara merespon terhadap amarah itu berbeda-beda. Ada yang bisa menundukkan dalam control kesadaran, kejernihan pikirandan kebeninganhati. Ada yang gelap mata dan hati, sehingga kesadarannya terjajah oleh hawa nafsunya.

Amarah bukan milik satu kelas. Misalnya hanya menjadi milik orang yang yang secara ekonomi rentan atau secara pendidikan rendah. Tidak. Amarah itu lintas kelas, suku, ras, dan agama.

Bahkan pemimpin yang seharusnya memimpin dengan pikiran dan hati, justru sering melampiaskan amarahnya. Ingat silang sengkarut opini para pemimpin negeri ini tumpah ruah amarahnya di media. Saling hardik, tikam, dan ancam. Atau masih segar dalam ingatan bagaimana anggota dewan yang terhormat berjibaku justru di saat sidang dan disaksikan oleh seluruh rakyatnya.

Akar Amarah

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun