Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Hadariadi: Pejuang Hak Kesehatan 1.000 Lebih Warga Miskin

21 April 2011   16:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:33 571 5
[caption id="attachment_102309" align="aligncenter" width="336" caption="ibu ainurrahimah, istri mas hadariadi, yang mendukung penuh kegiatan suaminya"][/caption] Awal Pendampingan Itu... Awal mula mendampingi pengguna jamkesmas tahun 2000. Ia tidak tahan melihat warga miskin yang sering dipelakukan secara diskriminatif di Rumah Sakit Daerah (RSD). Hal-hal yang dialami warga miskin pengguna jamkesmas umumnya tidak memahami prosedur mengurus jamkesmas, tidak lengkap persyaratan admisnistrasinya, dipingpong ke sana-ke mari ketika mengurus, lambat ditangani, dibentak perawat, hingga dipungli oleh 'mafia RSD' yang melibatkan 'pendamping profit', perawat, hingga dokter. Pungli ini biasanya dialami oleh pasien yang harus dioperasi. Melihat pengguna jamkesmas banyak yang tidak dimanusiakan di RSD, ia tergerak untuk mendampingi. Ia turun langsung ke RSD. Membantu pasien sejak mengurus administrasi di loket, memperoleh kamar, memastikan bahwa pasien memperoleh perawatan maksimal, mengambil obat di apotik untuk pasien, hingga mengawal pasien ketika check out dari rumah sakit. Dalam prakteknya, ia tidak segan-segan bersitegang dengan perawat, dokter, direktur rumah sakit, bahkan kepaka dinas kesehatan jika ada pasien warga miskin diperlakukan secara diskriminatif. Lambat laun, ia menjadi tumpuan warga miskin pengguna jamkesmas. Setiap hari selalu saja ada yang mengontak untuk minta bantuannya. Melalui telpon atau bahkan datang ke rumahnya. Tak jarang siang-malam ia datang ke rumah sakit dengan motor bututnya, semata-mata untuk memastikan bahwa RSD menunaikan kewajibannya melayani hak warga miskin tanpa diskiminasi. Bahkan sering juga, sebagaimana saya singgung di atas, ia mendampingi hingga ke Rumah Sakit di Surabaya. Biasanya pasien yang didampingi ke Surabaya yang mengidap penyakit berat seperti tomur atau kanker yang tidak bisa dilayani di RSD. Dari 1.000 lebih pasien yang ia dampingi, lebih banyak pasien yang di RSD. Kira-kira, menurutnya, hanya 30 orang yang sudah ia dampingi ke rumah sakit Surabaya

.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun