Boom! Emosi ahirnya meledak juga. Teman yang saya kenal tahan banting ditempa pengalaman hidup bertubi-tubi ahirnya menyerah. Ia memutuskan “minggat” bersama istrinya setelah kesekian kali terlibat konflikdengan mertua yang kurang memartabatkannya. Usaha untuk bertahan gagal. Meski kemauan minggat sudah muncul sejak dulu, tapi konflik terahir baru “mewujudkannya”. Ia dan istrinya sudah tidak mampu lagi menegosiasikan hubungan yang saling memartabatkan dengan mertua yang hanya memosikannya sebagai “benda”.