Malam itu, saat hari sudah mulai gelap. aku berjalan dilorong asrama universitas x. Lalu menaiki tangga, suara tv mengganggu keheningan malam. Saat tiba di atas ternyata ruang tunggu asrama lantai dua tidak ada orang, aku heran siapa yang menghidupkan TV nya!. Kulihat sekeliling. Sepi. Aku terus berjalan menuju kamar 201. Terasa begitu panjang, aku merinding, melihat kebelakangpun aku tak sanggup. Suara beep dari meteran listrik mengiringi langkahku. Tiap pintu kamar kulewati dengan hati-hati. Aku jadi ingat film 'roommate' yang menceritakan seorang penghuni asrama yang begitu sayang dengan teman sekamarnya. Setelah diketahui ternyata dia sakit jiwa. Aku berharap pemerannya tidak keluar dari salah satu kamar dan menarik aku.
Setelah berjalan cukup hati-hati aku sampai di depan kamar 201. Kubuka pintunya ternyata teman-temanku lagi pada ngorok semua, pantas aja sepi heheh. JK. Kubanguni salah satu dari mereka untuk mengantarkan aku keterminal bus.Kami turun ke bawah dan kulihat tv-nya masih menyala, selidik punya selidik ternyata yang megang remote tv penjaga asrama, dan sering ia hidupkan tv lalu pergi untuk mengerjakan tugas yang lain.
Sudah terlalu malam, jadi tidak mungkin naik kereta api karena tiket yang murah tentu sudah habis dan kalaupun ada harga tiketnyanya bisa untuk teraktir teman buat ber-KB (karokean dan bilyar maksdx :) ) Ya sudah! malam itu aku pulang dari kota kembang naik bus, padahal liburannya belum puas karena masih banyak agenda di sana. Apa boleh buat semua demi UTS (ujian tengah semester) esok pagi.
Aku diantar ke Bunderan Cibiru. Dalam perjalanan aku sempat ragu apa masih ada bus yang berangkat malam menuju jogja, padahal bus biasanya berangkat sore untuk ke luar kota. Sampai di terminal pukul tujuh malam, aku langsung mencari bus menuju Yogyakarta dan ternyata masih ada. Tapi, semua belum aman karena belum tentu ada tempat duduk yang tersedia untuk ku.
Aku sebenarnya sedikit bingung, emang boleh ya naik bus antar kota bila tidak memiliki tiket? karena selama ini bila aku melancong ke luar kota dengan bus pasti beli tiket dulu di agen. Setelah tanya kepastian ma teman dan penjaganya. ternyata boleh. Penjaganya bilang "boleh, tunggu ja di pintu keluar nanti tinggal masuk aja ke bus kalau ada kursi kosong kamu ikut." setelah menunggu beberapa menit bus akan keluar, pintu dibuka, akupun masuk dan untung masih ada satu dua bangku yang kosong.
Dua jam dalam bus petugasnya meminta uang tiket yang lumayan murah yaitu Rp 90.000 sambil membagi kupon makan. Jam 10 malam bus berhenti ditempat makan, beberapa penumpang bus turun dan langsung antri untuk menukar kupon makan. Memang sih! rasanya seperti narapidana yang lagi kelaparan kemudian berbaris untuk menerima semangkuk bubur.
Tapi ini beda, saat tiba giliranku aku melihat pilihan makannya lumaya lezat untuk ukuran bus antar kota yang tiketnya 90.000 doank. Berbeda dengan bus x yang pernah kunaiki saat melancong dari jakarta ke jogja, saat itu kupon yang dibagi hanya bisa ditukar dengan makanan yang sama dan porsi yang sama dengan penumpang lain. Nah, disini nih budi pertama bus budiman, memahami penumpang sebagai manusia yang memilki selera berbeda-beda.
Setelah selesai makan aku pergi ke toko untuk membeli air mineral dan air isotonik bermerek x dan y (lagi lagi variable hehe, gk bleh sebut merk ) untuk jaga-jaga bila haus di dalam bus lalu naik ke dalam bus. Setelah membuka minuman botolnya, petugas bus datang dengan membawa kardus yang isinya ntah apa. Saat mendekat ke bangku belakang ternyata itu adalah air mineral. Walah walah, kalau tahu minuman akan dibagi ngapain tadi beli minuman di toko saat bus berhenti. Ini dia budi kedua bus budiman, paham kalau setelah makan bisa jadi ada yang masih haus atau membutuhkan air untuk sisa perjalanan menuju yogya yang akan sampai pukul tujuh pagi.
Dan akhirnya, tiba juga di Yogyakarta dengan selamat. lalu nulis di blog n kompasiana