Sebenarnya saya menunggu ketegasan Presiden APPI (Ponaryo) dalam acara tadi malam, tapi saya jadi kecewa karena sikap APPI tak jauh beda dengan sikap pemain-pemain lainnya, yang cenderung pasrah dan menyerahkan kisruh ini kepada pengurus, baik PSSI maupun Klub. Padahal (mungkin Ponaryo gak sadar) mereka mempunyai power (nilai tawar) yang cukup besar untuk membantu menyelesaikan permasalahan ini.
Ponaryo mengatakan (kalau saya gak salah persepsi) bahwa perpindahan pemain baik dari ISL ke IPL atau sebaliknya tidak membawa pengaruh terhadap permasalahan PSSI saat ini, jelas gak pengaruh lah, wong yang pindah cuma beberapa orang saja. Sekarang misalkan semua pemain sepakat untuk memboikot atau mogok bermain sampai dengan masalah ini selesai, bisa kita bayangkan apa yang terjadi. Pastinya klub akan memperhatikan suara mereka. Namun mereka lebih memilih untuk pasrah dan diam sambil menunggu para Pengurus menyelesaikan kisruh ini.
Padahal mereka tahu, kalau mengandalkan para pengurus Klub permasalahan ini mungkin tidak akan selesai (mungkin mereka tak tahu ya......). Dan ada satu yang cukup mengganjal (mungkin rekan-rekan bisa memberi pencerahan) waktu di tanya masalah kontrak yang menyebutkan bahwa mereka harus bermain di Liga yang diakui PSSI, mereka menjawab bahwa kondisi pada saat penandatanganan kontrak belum seperti ini, Â (saya jadi bertanya apakah kontrak mereka hanya berlaku pada saat penandatanganan dan sekarang klausul itu sudah tidak berlaku.......?). Mungkin mulai saat ini saya tak akan bisa berharap lagi para pemain melalui APPI akan dapat membantu menyelesaikan masalah ini, karena mereka hanya berfikir tentang priuk nasi mereka. Saya juga agak menyangsikan sejauh mana Nasionalisme mereka......., atau sejauh mana pola pikir mereka. Mungkin juga mereka sudah merasa puas saat ini, yang penting bisa dapat gaji, persetan dengan kisruh dan Tim Nasional (maaf kalau saya berprasangka buruk).
Mohon dikritisi....... karena saya baru belajar menulis.