untuk bait-bait kata yang ramai digelar
dengan sengaja pasti pada deret lapak panjang berjajar
tiada ingin siapa jua akan tercalar
terluka di hati rawan hingga tak urung mungkin tinggalkan memar
tanpa ada sebagai penawar
aku akui pula kawan, tak pandai sungguh dalam berujar
hambar rasa pada setiap kelakar
terkesan menggurui mungkin dan kurang ajar
tiada pantas masih menjadi tempat untuk bertukar_bukan pakar
dengan kedangkalan ilmu yang sekali seduh sudah habis keakar
atau sebatas serak-serak debu mungkin di atas altar
ya, adalah sebab mengapa diri tak pernah ada ajukan komentar
sesekali hanya sebagai penikmat sembari belajar
lalu menepi jauh dari segala ingar
Bengkulu, 02 November 2019