serupa pedang tajam teramat
yang kerap kita tancapkan dalam
di kedalaman hati saudara
juga siapa dipandang lawan
yang menghalang pandang dan menghadang setiap langkah
sengaja kita asah dalam jiwa
bukan untuk berjaga
bukan untuk membela harkat
dan martabat diri dan sesama
bukan, bila kita benar mau menyadarinya
telah kita pakai ia untuk memangsa
sengaja kita asah, setajam-tajamnya
dengan kedengkian
dengan dendam kebencian
dengan keserakahan
yang tertanam dalam diri masing-masing kita
kukuh membatu sudah
dan kini, acap kali kita luput menyadarinya
telah terlanjur banyak korban
yang suka tak suka
menjadi tumbal dari kata-kata
yang ada telah tertempah
dan kita tebaskan begitu saja dengan suka-suka
ya, kata-kata itulah menjadi senjata
senjata pembunuh masal
yang kan dapat membuat bencana
tentu saja
bila kita tak pernah bisa menjaga
pula menggunakan sepenuh bijak sepenuh waspada
Bengkulu, 04 Oktober 2016