Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Apakah Indonesia imun dari "GAZA-NISASI"?

11 Agustus 2014   21:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:48 49 1
Israel memborbardir Gaza dengan peluru kendali,bom,serangan mortir, meriam tank tanpa ampun. Ribuan tewas terutama anak-anak, jumlah yang sama juga mengalami luka-luka di berbagai rumah sakit di Gaza. Sungguh suatu pemandangan yang memilukan dan kejadian itu kita saksikan didepan mata kita sendiri melalui tayangan siaran berita maupun dari Youtube.

Sementara, anak-anak Palestina mengalami penderitaan yang sangat dahsyat, semua negara-negara dunia tidak sanggup melakukan apapun untuk mengurangi penderitaan mereka. Bahkan mereka seolah-olah bungkam dengan tragedi kemanusiaan yang dialami oleh penduduk Gaza. PBB sekalipun tidak mampu berbuat apa-apa ketika sekolah PBB diluluh-lantakkan oleh Israel. Sebuah institusi tanpa nyali dan tanpa gigi dihadapan kekejaman negara dan bangsa Israel.

Kita disini, di Indonesia, tidur nyenyak dan nyaman. Yang miskin sibuk bertahan mencari sesuap nasi, yang kaya sibuk memperkaya pundi-pundi bisnis mereka. Birokrasi sibuk mencari kesempatan untuk korupsi. Tapi apakah mereka pernah berpikir bahwa dimasa depan  nasib serupa akan dialami oleh bangsa ini,  Nasib ini akan dialami oleh anak-anak, cucu-cucu dan cicit mereka? Apakah mereka "taken for granted" bahwa kenikmatan saat ini tidak terganggu dengan apa yang dialami oleh penduduk Gaza?

Negara dan bangsa Indonesia, harus mulai meyadari bahwa yang mempertahankan kehidupan, ketentraman dan keberlangsungan bangsa dan negara ini adalah pemimpinnya, warganya,rakyatnya, penghuninya bukan bangsa lain.  Peristiwa Gaza memberikan pelajaran bagi kita bahwa kita tak dapat mengharapkan bantuan dari bangsa dan negara lain. Kiranya penjajahan yang dilakukan bangsa Belanda, Inggris dan Jepang, memberikan inspirasi kepada kita semua bahwa kita harus berjuang untuk dapat mempertahankan diri dari setiap kemungkinan yang terjadi.

Ekpansi wilayah oleh negara-negara tertentu patut diwaspadai dengan sikap yang tegas, konsisten dan konsekuen. Memanasnya perebutan pengaruh dan wilayah di Laut China Selatan merupakan tanda-tanda bahwa perang skala frontal sangat besar kemungkinan untuk terjadi di wilayah Asia Pasifik. Politik ekspansi wilayah karena kebutuhan sumber daya alam bukan hal yang mustahil terjadi. Ketika industri Jepang mulai maju, mereka menciptakan konsep Asia Raya, yang tujuannya adalah penguasaan sumber daya alam oleh Jepang. Kebangkitan ekonomi dan industri Tiongkok akan melahirkan tuntutan serupa? Apakah kita akan meletakkan penentuan nasib kita ditangan Amerika atau Australia???Wallahu a'lam, waktulah akhirnya akan membuktikan.

Salam,

AJ.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun