Nun jauh disebuah negara, sebutlah negara ANU, lantang diteriakkan kata REVOLUSI. Dimana-mana, diruang diskusi, dalam demonstrasi-demonstrasi, dalam perdebatan warung kopi, status-status di situs jaringan sosial, di tulisan-tulisan pendek para agitator pesanan politikus busuk, aktivis politik,mahasiswa, aktivis pekerja dan buruh, sampai yang teraneh adalah ketika para orang kaya yang hidup bermewah-mewah tiba-tiba tertarik pada kata revolusi. Ada apa dengan revolusi? Kenapa harus revolusi? Apakah karena sebaris kata yang bernama revolusi itu punya magnet membuat orang berkobar-kobar, ataukah hanya merasa sedang melakukan revolusi, sehingga orang gandrung kata revolusi itu.