Assalamualaikum guyss... Nggak kerasa yah, alhamdulilah kita sudah memasuki awal tahun yang baru
2015. Besok adalah hari pertama aku masuk kantor setelah menghabiskan cuti selama 5 hari plus 2 hari perjalanan. Cuti mulai tanggal 26 Desember 2014, lalu besok tanggal 7 Januari 2015 mulai masuk kerja lagi. Benar-benar dah waktu nggak kerasa perputarannya, cepat banget euy. Btw, selama cuti aku menghabiskan waktu di tempat kelahiran suamiku (Bonde) dan juga di tempat tinggal keluarga dari mama dan abaku. Nama daerahnya ada di Desa Sirindu Kec. Pamboang, Desa Bonde Kec. Campalagian, Desa Parabaya, Desa Pillattoang, Desa Lampa, Desa Lapeo, Mamuju, dan beberapa desa lainnya. Semuanya masih berada dalam satu provinsi yang sama yaitu, Sulawesi Barat. Cuti kedua kali ini, perjalanan kami lakukan pula dengan motor tapi plus kapal. Naik motor dari Mamuju ke Desa Sirindu-Bonde Persiapan naik Kapal KM. Satria Pratama Balikpapan-Mamuju (PP). Kamar di kapal yang kami sewa seharga Rp. 250.000,- Menu makanan di kapal yang kurang membuatku berselera. Huhu... Di sepanjang jalan yang kami lalui dari Mamuju ke Desa Sirindu-Bonde dilengkapi dengan pemandangan pegunungan dan eloknya lautan dengan pasir putihnya, plus banyaknya pohon kelapa di pinggiran pantai. Di sisi pantai semakin oke karena dilengkapi pula dengan wisata kuliner, dimana terdapat beberapa pedagang yang menjajakan es kelapa muda, ikan terbang, buras, dan lain sebagainya. wisata kuliner makan ikan terbang, buras, dll Sekitar 3 jam telah berlalu, nggak kerasa aku dan suami pun sampe di Sirindu (rumah kakek dan nenek). Sebelum sampe, aku berasa deg-degkan aja gitu. Wajar aja kali yah karena sudah 6 tahun lebih aku nggak nginjaki kaki disini. Baru beberapa menit istirahat, sangking nggak sabarnya aku dan suami langsung menuju pantai yang nggak jauh dari rumah. Pemandangan pantai nan eloklah yang membuatku sangat merindukan tempat tersebut.
Finally melihat ombak, tebing, air laut, dll Bangun tidur di pagi hari, menyempatkan lagi main di Pantai. Hehe... Hal lain yang bisa kita temui di Desa Sirindu ini adalah tentang pasarnya yang terjadwal. Adanya cuma hari Selasa dan Jumat. Btw, sangking jarangnya ada pasar, jadi aku suka banget menantikan jadwalnya. Beginilah suasana pasar di depan rumah kakek aku. Gambar diambil sekitar pkl. 05.30 am. Pemandangan di belakang rumah Kakek Berbicara tentang kakek dan nenek aku, alhamdulilah mereka sekarang masih hidup. Kakek aku adalah seorang pensiunan polisi yang dulu juga memiliki andil dalam perjuangan merebut kemerdekan RI. Sedangkan nenek aku selalu setia menjadi ibu rumah tangga yang baik. Saat jadwal pasar, nenek aku masih suka berjualan kue di depan rumah yang dibantu sama anak-anaknya. With my grandfather umur 107 tahun. With my grandmother umurnya kurang lebih 100 tahun. Selain di Sirindu aku juga nginap 4 hari di tempat kelahiran suamiku yaitu, Desa Bonde Kec. Campalagian. Aktivitas aku disana kebanyakan makan, main sama keponakan Qado yang lumayan banyak, dan nyempatin jalan bareng mereka naik angkot ke daerah Polewali Mandar buat jengukin keponakan Qado yang lagi kemah. Hihi... Akhirnya naik angkot lagi yeaah... Makan Binte (mie rebus dicampur jagung)... Jengukin dek vina yang lagi kemah di Polewali Mandar with Kak Mada,Mammi, Arya Selanjutnya, aku juga singgah ke Desa Lapeo yang terkenal dengan wisata religinya. Di daerah ini dikenal karena pernah ada seorang ulama besar bernama Muhammad Tahir yang akrab disapa Imam Lapeo dulunya aktif menyebarkan agama islam. Masjid daerah Lapeo sembari singgah ziarah makam Imam Lapeo yang berada di dalam masjid tersebut. Rumah alm. Imam Lapeo (yang depan ada parkir 2 mobil angkot) Tanggal 4 Januari 2015, akhirnya dengan rasa sedih aku, suami, mama, dan aba pun harus meninggalkan desa ini untuk kembali beraktivitas di Bontang. Insya allah, saat ada rejeki dan waktu kami pasti akan kembali berkunjung lagi di Desa Sirindu, Bonde, dan desa-desa lain di Provinsi Sulawesi Barat. Amin YRA..... Perjalanan pulang mampir di Jembatan Bolong daerah tappalang (masih di Sulbar) menikmati durian. Lezato.... Ini yang namanya Jembatan Bolong. Konon katanya daerah ini terkenal karena cerita horor yang
kuat melekat dengan banyaknya korban jiwa akibat kecelakaan yang sering terjadi di jembatan ini.
KEMBALI KE ARTIKEL