Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Percayalah, Itu Jawabnya!!!

16 Juli 2011   00:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:38 68 0
"Sampai pada titiknya, manusia hanya akan sendirian.

Sendirian untuk sebuah tanggung jawab, yaitu menjadi manusia seperti hakikatnya.

Mungkin akan banyak yang datang dan pergi, menasehati, menyakiti, mengkhianati, sampai menyenangkan hati.

Tapi pada akhirnya akan berlalu,

Kita akan tetap kembali pada tanggung jawab kita : menjadi diri yang penuh tanggung jawab.

Tapi Tuhan telah memberi kekuatan yang sangat besar dan sekaligus sangat lemah : diri kita.

Kita hanya tinggal memilih, semua ada konsekuensinya masing-masing."

__Intanian__

Hai, apa kabar dunia di luar sana?

Sampai hari ini, aku masih sibuk dengan kegiatan KKN-ku. Semangat membara itu akhirnya mengecil apinya. Ada banyak angin yang meniupku ke sana-ke mari, ada yang mengambil salah satu sumbu apinya, ada yang sengaja memercikkan air, dan ada banyak kenyataan yang tak mungkin membuat api ini berkobar semakin besar. Tapi positifnya, api ini tetap menyala.

Ada sebuah cerita di mana aku menemukan bahwa manusia memang makhluk yang kasat sekaligus tak kasat mata. Dan pencitraan itu benar-benar ada, disadari, atau tidak.

Seekor kucing rumahan yang mungil, bersih, dan terlihat menurut aturan, tiba-tiba saja tersesat di lingkungan anak macan. Melihat banyak persamaan di tubuh mereka, dia berusaha mengaum. Dia merasa harus menjadi anak macan, atau tepatnya 'ingin'. Sebenarnya, saat kita tahu, mungkin anak-anak macan itu bukanlah anak macan. Mungkin anak kucing, yang terlihat seperti anak macan. Entahlah, tapi aku yakin anak kucing itu tersiksa. Dan kelihatan aneh.

Secara pribadi, aku menganggap ini adalah sebuah pelajaran. Pelajaran akan prinsip hidup, yang seharusnya secara naluri kita semua memilikinya. Prinsip itu pada saatnya harus di adu. Saat persiapan kita belum matang, mungkin kita hanya akan jadi pecundang yang bingung akan arah dan menyesal setelah tua, setelah banyak arah dicoba dan banyak waktu telah lewat sia-sia.

Tapi mungkin prinsip itu juga harus didapat setelah banyak menelan pahit.

Lalu sebenarnya di mana kuncinya?

Kita tidak pernah tahu bagaimana seseorang melalui hidupnya. Itu misteri Illahi.. menurutku, kita cuma perlu percaya, terus hidup dalam rasa percaya itu, sampai kapan? Sampai mati. Karena mungkin tidak pernah terbukti.. tapi dengan hal itu, kita aka menjadi orang baik. Hidup kita pasti akan baik.

Pikirkanlah, ada berapa orang di dunia ini yang bisa kita percayai sepenuhnya? Mungkin tidak ada. Mungkin diri kita pun tidak. Aku rasa, percaya pada mimpi itu lebih menjanjikan. Karena dia tidak akan berubah selagi kita terus memimpikannya.

__Intanian__

Yogyakarta, Balai RK Gedongkiwo, Jum'at 15 Juli 2011

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun