Adai (63) sukarelawan penjaga palang pintu kereta api (KA) di Kampung Sumur, Cipinang, Jakarta Timur.
CIPINANG - Sudah 15 tahun, Adai (63) menjadi sukarelawan penjaga palang pintu kereta api (KA) di Kampung Sumur, Cipinang, Jakarta Timur. Dalam bertugas Adai ditemani oleh Ndut (30). Mereka secara bergantian menjaga pintu perlintasan rel KA di dekat tempat tinggalnya itu. Adai biasanya memulai bertugas dari jam 6 pagi hingga jam 11 malam, mengikuti jam operasional KRL. Dia menjaga palang pintu KA hanya mengandalkan penglihatannya. Kalau kereta akan datang, maka palang pintu ditutup. Tidak ada sirine, lonceng atau pun tanda lainnya yang terpasang di pos jaganya sebagai sinyal pemberitahuan kalau kereta mau lewat. Sebagai penjaga palang pintu KA, kehidupan Adai serba pas-pasan. Adai yang seorang pengangguran terpaksa menjaga palang pintu KA, karena tidak ada pekerjaan. Ditambah faktor usia yang sudah tidak memungkinkan. Satu-satunya adalah melakoni pekerjaan ini. Sekaligus mengisi hari-harinya membantu pengendara sepeda motor wira-wiri melintasi rel KA agar selamat. Ini merupakan tugas mulia. Namun begitu, Adai tidak memungkiri mengharapkan belas kasihan dari para pengendara sepeda motor yang melintas di pos jaganya. Sesekali pengendara memberikan uang receh kepada Adai. Dia bercerita, dalam melakoni pekerjaannya itu tidak dibayar PT KAI. Padahal, petugas KAI sempat datang ke pos jaganya, tapi tidak ada perubahan apapun. “Waktu itu pernah ada petugas yang datang. Tapi, ya, begini-begini saja dari dulu enggak ada berubah,” ujar Adai, Sabtu (21/2/2015). Adai berharap agar PT KAI punya perhatian kepada sukarelawan penjaga palang pintu KA yang sudah bertugas menjaga keamanan dan keselamatan pelintas rel KA.
KEMBALI KE ARTIKEL