Sumatera sangat merasakan, betapa lampu tidak pernah padam di jaman Dirut Dahlan Iskan. Namun, pasca dahlan dijadikan Menteri BUMN, PLN kembali ke kebiasaan lamanya, suka padam secara bergilir dan tanpa peringatan alias tiba-tiba.
Berarti ada yang rusak dengan manajemen PLN. Saya punya tetangga. Ketika saya tanya, apakah dia dan kawan2 di PLN mendukung DI untuk menjadi presiden dalam pencapresan Dahlan di Demokrat? Jawabnya cukup jelas dan tegas: ASAL JANGAN DAHLAN.
Mengerikan. Betapa rusaknya sistem dan SDM di dalam tubuh PLN. Sebagai sebuah perusahaan, PLN harus berbenah diri. Karena peringatan dan sebagainya, masih belum membantu manajemen PLN menjadi lebih baik dibanding jaman DI, maka kini tidak ada pilihan lain, selain jika ada pemadaman maka gaji dan bonus direksi dan jajaran general manajer dipotong 20 persen.
Dahlan, sebagai capres dari partia demokrat, harus berani memutuskan kebijakan ini. Tujuannya, agar masyarakat di Sumatera tidak mengalami masalah. Menurut informasi, salahsatu anak perusahaan Radar Grup di SUmatera, terpaksa rugi ratusan juta akibat peralatan kerja mereka rusak berat akibat pemadaman PLN yang aneh.
Jadi, Pak Dahlan, kurangi gaji dan honor dan tunjangan direksi dan manajer PLN jika listrik di Sumatera mereka padamkan. Publik tidak mau tahu apa masalahnya. Sebab jajaran direksi itu sudah makan uang rakyat hampir Rp 6 TRILIUN per tahun untuk gaji, tunjangan, honor, pelayanan kesehatan pendidikan transportasi dsb. DAn PLN juga membelanjakan uang rakyat lebih dari Rp 260 triliun.
Ini mengerikan. PLN menikmati dan menggunakan uang rakyat sebesra itu sementara pelayanan PLN buruk dan bahkan sampai merugikan masyarakat.
Sungguh terlalu. Ayo Dahlan Iskan. Masih mampu untuk berbuat di PLN Tho????