Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Cikedung

13 Januari 2015   23:09 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:13 34 0

Di tengah banjir novel populer dengan bahasa melangit tanpa makna, alur cerita romantis yang begitu-begitu saja, ruang abstrak yang dijadikan latar percintaan, serta heroisme metropolitan yang semraut seolah menjadi satu-atunya anomali sosial yang terjadi di kota-kota megah dan banyak pabrik, Kelir Slindet hadir dengan wajah yang berbeda. Menceritakan tentang Cikedung yang tak kalah ‘anomali’nya dengan kota-kota metropolitan; gincu dan parfum murahan, semerbak alkohol, telembuk (pelacur), Kaji Nyupang (kyai pesugihan), dangdut tarling, beserta hiruk-pikuk lainnya sampai pada percintaan yang membawa petaka karena benturan status sosial, dan dengan penuh dendam diceritakan Kedung dalam novel ini. Layaknya Joni Ariadinata mengatakan, “penuh dendam Kedung menulis novel ini yang sekaligus menjadi saksi kecintaanya terhadap tempat kelahirannya”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun