Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Sunrise di Puncak Gunung Bromo

14 Desember 2013   23:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:55 709 2

abupaten Probolonggo, Pasuruan, Lumajang, dan Malang Propinsi Jawa timur ini memang memiliki pesona yang benar-benar sangat memikat. Keeksotisan alamnya yang sangat indah ini mengingatkan kita betapa besarnya keagungan Allah swt yang telah menciptakan alam ini dengan keindahan salah satu ciptaannya yakni Gunung Bromo ini.

Alhamdulillah dipertengahan Agustus lalu, tepatnya di malam 17 Agustus 2013 saya beserta teman-teman berkesempatan menikmati keeksotisan Gunung Bromo ini. Kami berangkat dari Surabaya sekitar pukul 11 malam menggunakan mobil yang sudah kami sewa beserta pak sopir, maklum kami belum tahu rute dari Surabaya ke Gunung Bromo. Namun saran saya bagi yang belum pernah kesana, mending ikut Travel atau menyewa mobil beserta sopir yang sudah berpengalaman kesana. Karena sepengalaman saya saat berangkat kesana, kami menemui pengendara sepeda motor yang jatuh akibat jalanan yang menanjak dan berbelok. Rute perjalanan menuju puncak memang menanjak, berbelok serta keadaan penerangan yang minim sehingga dibutuhkan skill pengendara & kendaraan yang benar-benar mumpuni & berpengalaman. Jadi kalau belum berpengalaman & tidak tahu medannya mending seperti saya menyewa mobil beserta pak sopir yang berpengalaman insya Allah dijamin anda selamat samapai tujuan..  =D

Sesampainya diatas untuk mobil dilarang untuk dikendarai sampai lautan pasir Gunung Bromo jadi mobil yang kami sewa hanya mengantarkan sampai tempat parkir mobil. Selanjutnya  petualangan pun dimulai. Hehe…

Untuk sampai di puncak Gunung Bromo kami perlu melewati lautan pasir atau biasa disebut Kaldera Bromo yang luasnya kira-kira sekitar 5.920 hektar (sekitar 10 km persegi). Untuk melewati Kaldera Bromo ini ada 3 alternatif cara. Cekidot ^o^ à

Yang pertama menyewa jeep, nah untuk menyewa jeep nih biasanya 1 jeep untuk 5-6 orang untuk harga normal biasanya sekitar Rp 350.000 – Rp 500.000 dengan rute normal (penginapan – Cemoro Lawang – Pananjakan – Gunung Bromo – penginapan) nah karena saat kami kesana kebetulan pas malem hari kemerdekaan, yang pada saat itu pengunjung Bromo meledak dari hari biasa, maka harga sewanya pun menjadi ikutan meledak hehe… yakni harganya menjadi sekitar Rp 700.000. maka kami pun tidak jadi menyewa jeep mengingat kantong kami tipis.. hehe

Yang kedua dengan mengendarai sepeda motor. Baik dengan mengendarai sepeda motor para tukang ojek atau  dengan mengendarai motor yang memang sudah dibawa dari rumah. Untuk pengunjung yang mengendarai motor dari rumah boleh mengendarinya sampai melewati kaldera Bromo. Karena nanti setelah melewati kaldera bromo terdapat tempat parkir untuk sepeda motor. Namun sekali lagi saya ingatkan untuk melewati lautan pasir Bromo ini dibutuhkan pengendara & kendaraan yang benar-benar mumpuni karena pengendara motor bakal melewati jalanan pasir loh, bukan aspal yang pastinya lumayan sulit untuk dilewati serta situasi di malam hari yang tidak ada penerangan kecuali dari lampu motor sendiri. Namun untuk alternative yang kedua ini kami tidak memilihnya karena kami tidak membawa motor & pada saat itu kami juga tidak menjumpai para tukang ojek (sepertinya laris diborong pengunjung lain. Hehe…)

Akhirnya kami sampai juga di ujung lautan pasir, dan kami berhenti sejenak untuk istirahat & sholat shubuh dengan alas seadanya serta berwudhu di toilet umum yang airnya benar-benar sangat dingin, untungnya kami semua sudah memakai pakaian hangat lengkap beserta penutup kepala yang lumayan dapat membantu kami melawan suhu dingin di Gunung Bromo.

Setelah itu kami pun memulai lagi perjajalanan kami dengan berjalan kaki menuju puncak dengan susah payah. Karena tenaga kami yang sudah terkuras untuk melewati lautan pasir sebelumnya. Tak hanya itu kami pun mulai disambut oleh bau khas gunung Bromo yakni bau belerang yang sangat menyengat sehingga sedikit menyesakkan & memberatkan langkah kami. Selanjutnya kami melewati tangga-tangga yang berjejeran dari bawah menuju ke atas gunung Bromo. Saat kami naik tangga ini sempat macet loh karena membludaknya pengunjung pada hari itu sehingga sempat kami terhenti lumayan lama ditengah-tengah perjalanan. Namun Alhamdulillah akhirnya sampai juga kita diatas puncak Gunung Bromo dan tidak terlabat untuk menyaksikan Matahari terbit dari puncak Gunung Bromo. Benar-benar sangat “Awesome” loh!. Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam.

Tidak hanya Sun rise yang kami nikmati, kebetulan pada saat itu bertepatan tanggal 17 Agustus 2013 yakni Hari Kemerdekaan Indonesia. Kami pun berkesempatan mengibarkan Bendera Merah Putih dipuncak Gunung Bromo serta mengumandangkan lagu “Indonesia Raya”.

Oh ya disekitar tempat parkir motor tepatnya dibawah gunung Bromo terdapat banyak warung-warung sederhana yang menjual makanan & minuman yang berpotensi mengotori lingkungan sekitar gunung bromo. Karena itu saya sangat menyayangkan sangat kurang pedulinya para penjual serta pembeli akan kebersihan lingkungan sekitar gunung bromo. Saran saya sebaiknya diberi tempat sampah di berbagai sudut serta diberi tulisan untuk mengingatkan para pengunjung & pedagang untuk tetap bersama-sama menjaga kebersihan & kelestarian wisata alam Gunung Bromo.

Sekian dulu ya coretan dari saya.. Terimakasih wad yang udah baca.. Semoga cerita & informasi dari saya yang panjang, lebar kali tinggi ini bermanfaat bagi para pembaca. Hehehe…  ^o^

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun