Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Nonton Opening Miss World

10 September 2013   22:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:04 623 0


Karena penasaran, aku menonton tayangan "opening show miss world." Bisa jadi, mungkin ada 20 juta pemirsa baru, pada jam segini, yang tiba-tiba menonton RCTI. Mereka semua penasaran karena seolah-olah akan ada perang di Bali.

Sampai aku tulis artikel ini, aku belum mendengar ada "perang" seperti yang digembar-gemborkan. Kapan perangnya? "Hmmmm...!!" Aku hanya bisa bergumam. Acara berlangsung aman tanpa sepercik pistol atau setetes amunisi peperangan. Miss Cameron bahkan bisa tersenyum senang.

Miss Cameron?? Aku membayangkan saudaraku dari Maybrat sedang berdiri di sana. Anda tahu di mana itu? Pantaslah kalau begitu jika Anda suka marah-marah. Sebab, wilayah negeri sendiri pun Anda tak mengenalnya.

Aku tak melihat perempuan dalam kontestasi kecantikan ini mencopot baju atau roknya lalu berlenggak-lenggok di depan kamera. Jauh berbeda dengan iklan sabun yang bisa kita saksikan saban hari di kaca televisi kita. Iklan itu digambarkan benar-benar perempuan sedang mencopoti pakaiannya.

Anda mungkin ingin menunjukkan bukti bahwa perempuan dalam Miss World ini bugil atau telanjang. Aku belum melihat mereka telanjang. Roknya bahkan sampai lantai. Coba bandingkan dengan iklan pemutih kulit yang mengenakan celana super ketat, super pendek, yang pendeknya hanya dua inci dari kemaluannya. Iklan itu bisa tayang tanpa ada yang memprotesnya. Kok bisa ya?

Oke oke, dadanya masih kelihatan Bro! Lho, bukannya Jupe dan Dewi Persik bukan cuma dadanya yang terbuka, tapi gerakan ranjangnya juga diperagakan dan tidak ada yang protes tuh. Zaskia Gothik bahkan memamerkan pantatnya pada penonton seperti bebek berjalan. Nggak ada reaksi apa-apa tuh. Lalu, apa yang diributkan?

Suer, aku menantikan adegan bugil di acara ini agar aku bisa mengamini penolakan acara ini. Sebab, begitulah argumen para penentang bahwa acara ini mengumbar aurat. Tak seharusnya aurat dikonteskan.

Lalu kapan ditampilkan? Aku menanti sambil gemetaran. Siapa tahu kita semua bisa menyaksikan kemesuman di acara ini laiknya praktik di Dolly, Surabaya. Jika itu terjadi, aku juga mau turun ke jalan, bukan cuma menolak, tapi menghentikannya. Tapi sebaliknya, jika di acara ini tidak ada kemesuman, sementara di Dolly banyak perzinahan, aku jadi mempertanyakan kembali maksud para penentang.

Jangan-jangan, maaf hanya dugaan saja, aksi main ancam perang ini dimaksudkan agar aku dan mungkin 20 juta pemirsa baru, dikorbankan agar bisa meningkatkan rating acara ini. Dan jika ratingnya tinggi, iklan bakal mengalir deras. Itu artinya uang akan bergunung-gunung. Sekali event ini saja, keuntungannya bisa dipakai untuk membiayai satu kali putaran pemilu presiden.

Saya jadi ingat orang jual jamu. Ada saja cara penjual jamu melariskan dagangan. Datang dalam keadaan encok berat, nyaris lumpuh. Begitu diolesi minyak cap tikus got oleh sang penjual jamu, encoknya langsung sembuh. Begitu obatnya habis, si penjual jamu berbagi keuntungan dengan sang pemilik encok jadi-jadian itu.

Sory...uppsss!!! Di akhir acara aku sadar, acara malam ini benar-benar membuat mataku terbelalak. Benar, setelah diselidiki lebih jauh melalui investigasi dan alat semacam scaning,  ada yang nggak pakai (maaf) kutang. Satu di antaranya adalah Daniel Mananta.

Hadir dalam acara malam ini Wiranto- Hary Tanoe, pasangan capres-cawapres Hanura. Juga ada peserta konvensi capres Demokrat yg juga ketua DPD RI Irman Gusman. Siapa yang masih meragukan jika mereka nggak pakai (maaf) .....?

Aku lihat para perempuan dari berbagai negara itu memakai pakaian adat Indonesia. Lihatlah, betapa luas dan kayanya negeri ini. Masing-masing peserta memakai baju adat yang berbeda, mewakili setiap kabupaten/provinsi Indonesia.  Ini acara Miss World atau perayaan hari Kartini. Aku jadi ingat Bung Karno saat memuji kecantikan Yurike Sanger--isteri ke sekian BK.

Gadis Menado itu begitu menggoda hati Bung Karno saat memakai pakaian adat. Aku bayangkan Bung Karno sedang berada di tengah-tengah acara ini. Apakah Bung Karno akan menyalami mereka semua sambil bertanya "siapa namamu?"  Lalu malamnya, Bung Karno mendatangi orang tuanya untuk menyampaikan maksud hatinya: melamar.

Aku menyaksikan kebahagiaan di acara ini. Yang hitam legam seperti ban radial dan yang putih mengkilap seperti cat sama-sama berdansa, bernyanyi, sama dan sederajat, tak ada diskriminasi dan caci maki rasialis.
Jadi ladies and gentlement, silakan menolak Miss World bagi yang ingin konsisten menjunjung nilai moral dan agama, sambil sadar atau tidak disadari meningkatkan rating acara ini. Aku doakan semoga mereka semua konsisten alias istiqomah dan tetap menegakkan ajaran moralnya untuk event-event lainnya, di tempat yang berbeda, setidaknya di Gang Semen Puncak Bogor, Mangga Besar, Tamansari,  dan Dolly Surabaya. Sambil mengutip dakwah kiai yang baru saja terkena kasus ulama bertarif," Are you readyy???"

Bagi yang pro acara ini, ikuti saja acaranya sampai habis. Nggak perlu menuduh para penentang dengan berbagai sumpah serapah. Anggap saja mereka bagian dari dinamika acara dan pengingat kita semua agar tetap menjadikan moralitas dan spiritual sebagai acuan sikap dan perilaku. (***)

Jakarta, 8 September 2013
Habe Arifin

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun