Rinduku melayang bersama layang-layang
Pikiranku mengawang
Hatiku terbang jauh melintasi bengawan
Terkenang seseorang, jauh di perantauan
Bertahun-tahun di perantauan
Mengadu nadi di negeri orang
Hanya demi mengais beberapa lembar uang
Bekal masa depan
Di tengah padang ilalang
Aku membeku dalam penantian
Tanpa pernah ada kepastian
Kapan hatimu akan pulang
Pesanmu waktu itu
Agar aku sabar menunggu
Katamu waktu itu
Akan segera pulang untukku
Waktu kian berlalu
Dan kau masih membiarkan hatiku piatu
Lama aku menanti
Takjemu kupandangi tepian pantai
Sampai akhirnya aku mengerti
Hatimu telah berpaling ke lain hati
Aku menepi
Tersudut diselasar tepian sepi
Berharap ini hanya mimpi senyap
Yang segera lenyap
Aku masih di padang ilalang
Memetik berupa kembang
Lalu kau datang
Lama kita saling pandang
Maafkan aku, katamu
Memandang Iba padaku
Lalu berbalik dan berlalu
Aku masih memandang punggungmu yang berlalu
Yang pernah memelukku
Punggung yang sempat menghangatkan hatiku
Engkau telah pulang
Membawa hanya kata ‘maaf’
Untuk sebuah penantian panjang
Dan aku hanya perempuan yang naïf