Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Sial??

10 September 2010   11:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:19 121 0
"Huh.. Sial.. Sial.. Sial.."

Sambil mengumpat dan mengeluh, langkah kaki Pak Saleh sedikit terpincang pincang. Sebuah rumah sederhana yang terbuat dari kotak kotak kardus dan beberapa seng bekas yang ia racik menjadi sebuah istana peristrahatannya, tempat ia melepas lelah. Setelah hampir 8 jam mengantri dan berdesakan di depan rumah saudagar kaya, yang berbaik hati membagikan santunan uang sebesar Rp. 20ribu.

Memang, santunan uang itu, terlihat tidak terlalu berarti buat sebagian orang. Namun, buat Pak Saleh yang tinggal sendiri, uang tersebut bisa dipakai menyambung hidupnya untuk 3 hari kedepan.

Namun, tahun ini, tampaknya nasib lagi tak berpihak kepadanya. Antrian dan desakan yang ia lalui sepanjang 8 jam, berakhir kosong. Tak ada uang santunan yang ia dapatkan. Hanya seucap kalimat dari pihak pengamanan, " maaf, sudah ditutup Pak..".

Direbahkannya kepalanya, di balok kayu yang ia buat sebagai bantal. Tak henti hentinya ia mendesah, dan tak jarang mengeluh dan sesekali menyesali nasib sialnya hari ini..

"Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu akbar.. Laa Ilaha Illallah huwallahu Akbar.. Allahu Akbar walillahi ilham.."

Suara takbir radio yang mengalun dengan selingan kresek kreseknya terus terdengar ditelinganya..

Dan tiba tiba..

"...Para pendengar yang kami hormati, Halal Bihalal yang dilaksanakan oleh Presiden SBY hari ini, mengundang korban. Joni, nama korban yang juga merupakan penyandang tunanetra, harus meregang nyawanya ditengah desakan para pengantri/ tamu yang ingin bersilahturahmi dengan Bapak Presiden.."

"Ya Allah, Ampuni aku, yang telah mengingkari nikmat-Mu.." Ucap Pak Saleh lirih..

**************

Cerita fiksi, yang diinspirasi dari tewasnya seorang penyandang tunanetra yang berdesakan, saat akan bersilahturahmi dengan Bapak Presiden.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun