Aa Gym, Aa Gym. Kiai yang mempopulerkan Manajemen Qolbu itu kandas menjalin rumah tangga dengan istri pertamanya pada akhir tahun ini. Tak menyangka memang. Satu yang pasti: ketujuh anak-anaknya mesti sedikit shock dan tentunya ekstra menerima kenyataan, seorang bapak yang berani memutuskan ikatan perkawinan, demi sebuah kemashlahatan tentunya.
Teh Ninih, Teh Ninih. Tak dapat dipungkiri, sebagai wanita- walau teteh juga pandai menjaga hubungan dengan Tuhan, pasti- hati teteh terasa teriris, belum menerima, hati sakit, dan bayangan-bayangan lainnya yang kerap menyergap. Tapi, Teh, gimana lagi. Teteh lebih tahu, ini sudah menjadi suratan takdir yang- mau tak mau- kita, sebagai pengagum kalian, juga Teteh, perlahan mesti ikhlas menerima pil pahit ini. Anggap saja, itu obat mujarab yang dapat membuat kita berbaik sangka atas apa yang telah terjadi.
Kepada Ghaida Tsuraya, Muhammad Ghazi Al-Ghifari, Ghina Raudhatul Jannah, Ghaitsa Zahira Shofa, Ghefira Nur Fatimah, Ghaza Muhammad Al-Ghazali, dan Gheriya Rahima- mereka anak-anak Aa Gym dari istri pertama. Luar biasa. Selama 23 tahun menjalin biduk rumah tangga- Pimpinan Pondok Pesantren Darut Tauhid itu telah mengkader ketujuh buah hatinya menjadi- yang insyaallah saleh dan salehah. Sebagai salah satu penggemarnya- mudah-mudahan saja- dengan kejadian yang menimpa Aa Gym dan Teh Ninih, itu tak berdampak psikologis pada keturunannya. Kita hanya khawatir, apa yang telah diputuskan kedua orang tuanya akan diikuti jejaknya di kemudian hari. Broken Home kah itu? Semoga tidak.
Aa Gym dan Teh Ninih. Keduanya manusia biasa. Bukan Tuhan, apalagi Malaikat. Jadi sangat wajar, kalau mereka memutuskan untuk berpisah- bila memang tak seide lagi, tak senyaman yang dulu, dan tak, tak lainnya. Orang pun, di luar Aa Gym, banyak kok yang melakukan kawin-cerai dan mereka nyantain saja, meski, memang berat. Bedanya- Aa Gym itu publik figur, sering memberi nasehat-nasehat suci, dan menjadi teladan kebanyakan umat, terutama kalangan islam. Nah, kalau memang yang selama menjadi rujukan, lantas tak valid lagi, masihkah orang-orang mengakuinya
Satu yang pasti- sebagai yang pernah merujuk pada Kiai dari pinggiran Bandung ini: Tak bosan membicarakanya apalagi sekedar menuliskannya. Asyik memang. Andai saja Abdulah Gymnastiar dan Teh Ninih tak karam dalam menjalin cintanya- tak mungkin lah rela menuliskannya. Dalam kondisi ini, dibolehkan- rasanya untuk bersyukur telah menghadirkan ide, yang mau tak mau harus ditulis! Ya, karena keputusan seorang yang biasa sederhana dalam kesehariannya itu.
Rasanya, saya perlu berjanji: saya tak akan menulis tentang Aa Gym lagi. Cukuplah ini tulisan terakhir dari tiga tulisan. Saya akan benar-benar menuliskannya kembali- jika Kiai kondang itu memutuskan menikah lagi dengan wanita lain, atau berniat kawin lagi dengan teh Ninih kembali. Tunggu saja.