Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Mesir; Mencari Haq yang Hilang

5 Juli 2013   16:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:58 222 0

Sejak pelengseran Mursi oleh dewan tertinggi Militer melalui kudetanya, Mesir semakin memanas. Kelompok pro-Mursi yang mendukung legalitas kepemimpinan Mursi, semakin bertambah bukan hanya di satu titik utama Rab’ah Adawea, tapi juga di daerah lain termasuk Nahdhoh square, Giza dan provinsi-provinsi lain Mathruh, Asiyut, dan lainnya. Belum lagi dari kaum oposan yang mendatangkan preman bayaran untuk menumpas dan menghancurkan kelompok pro-Mursi. Bukan hanya rakyat yang mereka bunuh dan aniaya tapi membakar masjid-masjid, perumahan rakyat sipil, kantor-kantor yang berafiliasi kepada presiden Mursi, kendaraan dan lainnya. Belum lagi preman-preman itu masuk ke kawasan perumahan rakyat termasuk kawasan perumahan mahasiswa Indonesia di 10th Nasr City, sebagai bukti ada dari mahasiswa yang kena rampok dan dianiaya.

Begitulah suasana Mesir akhir-akhir ini, pro-kontra terhadap keputusan kudeta Mursi oleh dewan tertinggi militer semakin terasa tajam. Bukan hanya rakyat mesir yang terbelah pro-kontra, negara-negara lain pun yang simpatik kepada Mesir ikut berkicau. Diantara negara yang tidak menyetujui kudeta Mursi dan mengakui legitimasi Mursi sebagai presiden diantaranya Turki Palestina, tapi ada juga yang menyetujui tindak kudeta Mursi diantaranya Saudi Arabia, UEA dan juga bos besar AS – Israel.

Terus kita bertanya, bagaimana posisi Indonesia pada konflik yang melanda Mesir ini?

Mungkin sebagian kita antitesis memperhatikan dunia luar, karena kita rasakan bersama Indonesia saja sedang dilanda krisis ”ngapain ngurusin negeri orang?”. Oke lah saya sependapat negeri kita sedang dilanda seabreg masalah, lantas dengan masalah itu bisa membutakan mata hati kita untuk menolong saudara kita (red; Mesir) yang sedang dirundung musibah. It’s oke Mesir bukan negara yang sedang dilanda masalah krisis ekonomi, mereka tidak butuh uang, tidak butuh tenaga kita untuk menyelesaikan urusan dapur mereka. Mereka cuman butuh support dan do’a kita. Saya pribadi yang sedang menumpang hidup di Mesir ini, melihat permasalahan mereka bukan karena kepentingan kursi kepresidenan semata tapi mereka memperjuangkan kebenaran yang telah sirna. Mursi di dzolimi rakyat dibohongi, betapa mirisnya saya ketika melihat keputusan dewan tertinggi Militer mengumumkan untuk mengkudeta Mesir. Padahal Mursi bukan diktator, Mursi meraih kursi kepresiden dengan cara yang sah dan legal secara demokrasi. Mursi wajar sebagai representase rakyat Mesir karena dipilih langsung oleh mereka, sedangkan militer apa wewenang mereka hanya karena ada masukan dari segelintir pihak saja akhirnya presiden Mursi diturunkan secara paksa. Pertarungan yang haq dan bathil di Mesir sudah nampak jelas, apakah kita tidak simpati?

Sebagai bangsa yang beradab dan mencintai kedamaian, mari kita do’akan bangsa Mesir tetap atas kebenaran mereka dan kembali menjadi negara “balaadan aminan” do’a Ibrahim yang diabadikan dalam al-Qur’an.

Waktu dhuha, 5 Juli 2013

Pojok Musalast – Kampung Sepuluh

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun