Kompasiana - Di ufuk perjalanan jiwa, cinta adalah rahasia yang melahirkan keberadaan. Para sufi memandang cinta sebagai napas yang menghidupkan segala makhluk. Dalam semesta tasawuf, cinta membentuk segitiga agung yang melibatkan Allah sebagai Mahacinta, Rasulullah Muhammad sebagai kekasih yang menjadi cermin-Nya, dan manusia sebagai pecinta yang tenggelam dalam samudera rindu.
KEMBALI KE ARTIKEL