Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Sadarlah Wahai Manusia

20 Januari 2014   18:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:39 352 0
Bukankah hujan itu berkah?
Mengapa terus saja kau menjulukinya sebagai musibah?

Ketika langit memancar panas
Kau sakiti dengan keluhmu
Ketika langit menurunkan air
Kau hina dengan cacian sedemikian rupa

Apa yang kau mau sebenarnya?
Mengatur cuaca seperti nalarmu?
Apa yang kau mau sesungguhnya?
Memutar dunia seperti milikmu saja?

Mungkin langit terlalu lama memendam sakit hatinya
Hingga kini ia tak mampu lagi menampungnya
Ia turunkan pasukan sesuka hatinya
Menyerbu umat semaunya

Bisa apa kau kini?
Sedang langit tlah menggila
Mungkin karena ia terlalu murka
Menatap tingkah polah manusia

Apa kalian lupa atau tak membaca
Tentang umat Nabi Nuh yang dimusnahkan bersama banjirnya
Atau kalian memang tak mengerti tentang kisahnya?
Yang bagi kalian tak semenarik kisah romeo dan juliet
Yang begitu lekat kau hapal pada alur kisahnya

Masih bisakah kini kau berleha-leha?
Setelah bencana demi bencana hampir merenggut harta beserta nyawamu?
Masih bisakah kau merasa hebat dan bangga?
Bisa apa kau sebagai manusia?

Kau sumpahi lagi alam dengan semaumu
Katamu alam begitu kejam menyiksamu
Kau berteriak ketakutan beserta tangismu
Belum jugakah kau sadar siapa dirimu?

Ini belum seberapa
Allah bisa memusnahkan kita dalam sekejap saja
Baru kita takut pada dosa
Setelah kita disapa bencana
Lantas kembali lupa ketika reda

Sungguh dunia ini benar-benar fana
Dunia hanya terbingkis tipu daya yang begitu memilukan
Sedang sejatinya begitu bobrok tak terkira
Tapi masih saja kita mencintainya

Tak sadarkah kau pada yang Maha Kuasa
Yang Maha menghendaki segala sesuatu bisa terjadi
Belum juga kau sadar atas pertolongan-Nya
Kau fikir kau bisa tanpa pertolongan-Nya?

Sungguh kita hanya tulang yang bisa remuk seketika
Sungguh kita hanya daging yang akan terpanggang di neraka
Sungguh kita hanyalah makanan bagi para belatung kelak
Sungguh kita akan mendapatkan balasan atas apa yang kita lakukan

Dimana para pahlawan yang katanya penyelamat?
Dia hanya manusia sama seperti kita
Yang bisa mati dalam sesaat
Yang tak bisa berlari dari siksa

Banjir dimana-mana
Gunung memuntahkan larva
Meletus menggetarkan pijakan kita
Menumpahkan panas yang membara

Angin meniupkan kebebasannya
Menumbangkan bangunan yang katanya tahan apa saja
Matahari mengumpat enggan membela
Mendinginkan jagat beserta isinya

Sungguh semua ini kuasa Allah semata
Manusia hanyalah prencil tanpa bisa apa-apa
Tawa pun berganti tangis histeris
Congkak dan bangga berubah menjadi ketakutan yang tiada tara

Para pejabat bagai gembel yang belum makan tiga hari
Mereka mengumpat diam saja memikirkan dosanya
Para petinggi tak tau dimana
Mungkin berlari ketakutan bagai tikus got melihat manusia

Berlari saja ia sekencang-kencangnya
Fikirnya kiamat hanya di Indonesia
Sedang ia tak sadar
Malaikat selalu mencatat setiap gerak geriknya

Cintailah alam beserta isinya
Kasih sayangi dan hormatilah sesama
Sebarkan salam dan bersolawatlah
Sadarlah bahwa Allah Maha Segalanya

Mohon maaf apabila ada kata-kata yang menyinggung atau pun tak bermanfaat. Terimakasih sudah berkenan membaca. Semoga Allah melimpahkan ridho dan berkahnya untuk kita semua. Amin ya robbal alamin
Bawang, 20/01/2014.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun