Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Sriyani

17 September 2012   02:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:22 230 2
Inilah kota yang tak pernah tidur itu, Jakarta. Saat yang mengaji subuh ini belum selesai, sebagian penduduknya yang lain sudah bersiap ke tempat kerja. Seperti diriku yang tengah menyusuri gang-gang sempit perkampungan tepi kota ini untuk mencapai jalan raya dan menunggu angkot di sana. Satu-persatu penghuni rumah-rumah petakan yang kulewati, keluar dan ikut menyusuri jalanan sepertiku. Tak ada sapa. Pikiran kami terlalu sibuk berdoa agar hari ini tidak terlalu macet, tidak telat tiba di tempat kerja, dan bisa kembali ke rumah sebelum larut malam untuk menebus kantuk yang masih menyisa di mata. Sesekali terdengar suara tangis anak kecil. Mungkin baru saja bangun dan tak mendapati ibu di sampingnya karena sedang menyiapkan sarapan di dapur atau ... ya, sudah berangkat kerja sepertiku. Mbak Ani, pedagang sayur keliling yang kukenal, kulihat tengah menyiapkan dagangannya, menyusun satu-persatu sayuran yang dibeli dari pasar dini hari tadi. Pedagang sayur keliling ini sangat membantu ibu-ibu yang tak sempat ke pasar atau kekurangan bumbu di tengah-tengah memasak.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun