Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Menjadi Ibu Rumah Tangga, Why Not

23 April 2013   19:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:43 207 1


Bulan April belum lagi tenggelam . Pembicaraan mengenai Kartini dan hal-hal yang menyangkut keberadaan kaum wanita berikut kegiatan dan permasalahannya masih menjadi perbincangan.


Ibu Kartini adalah seorang wanita muda belia yang pikirannya maju, memiliki wawasan luas dan pandangan kritis , serta analisisnya terhadap suatu peristiwa yang dilihat dan didengarnya amatlah tajam. Tidak mengherankan yang pertama-tama diupayakan bagi kaumnya adalah mendirikan semacam sekolah untuk mengajar membaca dan menulis. Untuk menjadikan kaum wanita menjadi melek huruf.


Sebab sebagaimana halnya mata yang bisa diumpamakan sebagai jendela, melek huruf juga bisa diumpamakan sebagai jendela untuk mengetahui luasnya dunia, dengan banyak membaca. Menurut beliau dengan banyak membaca kaum wanita bisa melihat keluar tembok, walaupun dia hanya berada didalam rumah. Dengan melek huruf ,  kaum wanita juga membukakan mata hati mereka.


Dengan segala keterbatasannya beliau  menginginkan kaumnya mampu menyadari keutuhan pribadinya sebagai mahluk bermartabat. Sebab dengan ketajaman pemikirannya. Kartini menangkap martabat bangsanya yang terinjak, khususnya martabat kaumnya yaitu wanita.


Namun dipihak lain, arti "kemajuan" seperti dicita-citakan Kartini tak jarang diterjemahkan secara keliru oleh sebagian wanita. Mereka yang tidak sempat berkiprah diluar rumah, menjadi agak limbung merasa dirinya kurang. " Ah........saya hanya seorang Ibu rumah tangga saja, kok ! " begitu jawabnya jika ada yang menanyakan pekerjaanya.


Andaikata Ibu Kartini mendengar ini tentu beliau akan sangat prihatin. Menjadi Ibu rumah tangga adalah tugas yang mulia. Seorang Ibu rumah tangga bisa dikatakan sebagai petani penabur bibit-bibit. Ditangannya anak-anak dan keluarga terbentuk. Ditangannya kehangatan dan rasa aman terjamin. Tentu sejauh ia menyadari tugas dan kewajibannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Dan bukan dengan keterpaksaan dan kepasrahan karena tak tahu harus berbuat apa atau tak tahu pekerjaan lain.


Jadi kemajuan yang dimaksud oleh ibu Kartini adalah bebas memilih , bebas menentukan haknya sebagai manusia yang bermartabat luhur. Seorang wanita bisa saja memilih sebagai wanita karir diluar rumah, tapi jika suara hatinya mengarahkan dia sebagai ibu rumah tangga, maka fahami dan sadari bahwa pilihannya itu sama bagus dan mulianya .


Ketika putri bungsuku mengatakan aku lebih suka ibu dirumah daripada bekerja diluar rumah. Karena aku ingin setiap pulang sekolah  bisa melihat ibu ada dirumah ,  dan menemaniku saat aku mau tidur.Aku sudah memilih dan suara hatiku mengatakan bahwa pilihanku sebagai Ibu rumah tangga tidaklah salah. Karena keluargaku jauh lebih berharga daripada apapun juga. Namun tidak ada yang salah dengan mereka yang memilih sebagai wanita karir, masing-masing punya pilihannya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun