Aku adalah aku bertama tak bulat dan tak sipit. Tapi kata orang mataku mata yuyu, yang terlalu banyak mengeluarkan air mata. Kufikir aku terkena penyakit mata silinder, ternyata hanya jika ada penghibur dan aku tertawa saja mataku sembuh. Karena ia malu sang pipit telah tersemat dibalik lesung. Aduhai inilah aku, sang pemilik senyuman manis, sekali aku tersenyum dua tiga pohon gemerisik bak diterpa angina. Sayangnya aku jarang tersenyum, dan lebih banyak bermain dimata daripada di bibir. Aku…. Iya ini aku. Yang suka sekali melihat matahari turun perlahan menuju belahan bumi yang lain. Hanya dialah yang bisa memberikan kehangatan dari bekunya air di sela-sela. Hanya dialah yang memberiku ketenangan kala pohon-pohon berisik dengan sendirinya. Iyaaa….. ini aku bukan siapapun. Aku yang suka sekali melihat senja, warna campuran kesukaanku, merah dan kuning serta perlahan menjadi hitam kelam. Sambil membisikkan sebuah doa serta mengucap syukur kepada yang kuasa telah mengirimkan keindahan ini untukku.
KEMBALI KE ARTIKEL