Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Hadiah Buat 'Abang' Baju yang Jujur Nan Tulus

17 Juli 2014   21:07 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:03 171 5
Adalah seorang penjual baju keliling asal bandung. Saya terbiasa memanggilnya 'abang'. Dia bersama kelompoknya yang sama sama asal bandung berjualan pakaian kasual berkeliling kampung. Mereka tinggal di sebuah kontrakan yang berada di daerah rungkut. Lantas setiap pagi mereka keluar kontrakan bebarengan menjajakan dagangannya ke berbagai pelosok kampung. Mulai dari yang terdekat dengan kontrakannya sampai ke daerah dekat semburan lumpur (porong) sidoarjo. Dengan berjalan kaki, mereka terbiasa mengelilingi perkampungan yang padat penduduk. Meski beban dagangan yang harus di tenteng seberat kurang lebih 30 kg an, mereka tetap kuat menjalani profesinya untuk menyambung hidupnya sendiri dan untuk dikirimkan ke istri dan anaknya di bandung.Sampai suatu saat, ketika saya sedang memilih milih pakaian yang di gelar oleh si abang di teras rumah, waktu itu kebetulan saya sedang ingin membeli celana pendek rumahan untuk suami saya. Jujur saya senang belanja di abang itu karena disamping harganya terjangkau (harga untuk sebuah pakaian yang sekedar hanya untuk dipakai dirumah ), juga tidak merepotkan saya untuk pergi ke pasar busana yang notabene bisa menyita banyak waktu.

Saat itu saya memeriksa salah satu celana pendek yang membuat saya tertarik karena corak warnanya yang unik. Mulai dari kancingnya sampai jahitannya saya periksa apakah ada yang cacat atau tidak. Tidak lupa juga saya memeriksa kantongnya apakah 'bolong' apa tidak. Dan ketika saya merogoh kantong tersebut, tiba tiba tangan saya menyentuh beberapa lembar kertas yang tersusun rapi. Begitu saya tarik kertas tersebut, ternyata itu uang. Lembaran merah seratus ribuan yang lumayan banyak. Dengan kaget saya langsung memberitahukan pada si abang.

'bang, ini koq ada uangnya?.. uang sapa ni bang?..
'astaghfirullahaladzim'.. seru abang dengan wajah panik.tangannya terlihat gemetar memegang uang yang saya serahkan padanya.dia pandangi uang tersebut dan wajahnya terlihat spaneng seperti sedang mengingat ingat sesuatu.
tiba tiba dia sontak berkata ' ya ALLAH, jangan jangan ini uang bapak tadi?..' dia bertanya pada dirinya sendiri.
dengan sedikit kepo saya tanyakan padanya ' uang sapa bang?'
'uangnya bapak bapak tadi neng, disana (sambil menunjuk ke arah kampung sudut). tadi dia mau beli ini celana, sudah di coba tapi katanya kurang sreg, trus dia gak jadi beli yang ini. dia belinya celana yang lain'.. jelas si abang dengan logat sundanya.
'trus rumahnya dimana bang?' tanya saya
'di sana neng, kalo ngga salah tadi nama perumahannya tropodo'
'wisma tropodo?? '
'iya neng bener, wisma tropodo. neng jangan kamana mana ya, minta tolong di saksiin saya mau ngitung uang ini' pinta si abang' heem' saya mengangguk
tangannya berkeringat ketika menghitung jumlah uang tersebut, peluhnya membasahi pelipisnya.
setelah selesai di hitung, ternyata jumlahnya Rp . 2.800.000,-
wow, banyak juga ternyata.si abang makin keringetan dan panik. trus dia bilang 'neng, beli celananya entar aja ya, saya sekarang mau ngembaliin uang ini dulu, entar saya balik lagi kesini'
'apa gak sebaiknya saya beli dulu tuh celanya bang biar ntr sampean bisa langsung keliling ke kampung yang lain?'
' engga neng, jangan. celana ini buat saksi , lagian saya juga buru buru mau ngembaliin uang ini'
di dalam pikiran saya entah kenapa terbersit pikiran negatif' ' halah, palingan juga uangnya mau disimpan dirumah, makanya buru buru kabur biar gak di kejar sama pemiliknya'
begitu si abang berlalu saya segera menuntaskan pekerjaan rumah yang masih belum selesai.
* * *singkat cerita beberapa jam kemudian ..
tok tok tok
ada yang mengetuk pintu rumahwaktu saya buka, ternyata si abang penjual baju itu balik lagi.
'eneng jadi ambil celanya tadi?' tanyanya'jadi bang, kirain sampean udah gak balik lagi.. ''la sampean tadi jadi ke tropodo bang? tanyakujadi neng, ini sekarang saya kesini di anter sama anaknya bapak bapak yang uangnya ketinggalan di saku tadi.
pas saya tengok keluar ternyata benar ada seseorang pemuda di luar.kemudian pemuda itu turun dari motor dan membantu si abang menurunkan dagangannya.dan pemuda itupun bercerita bahwa benar kalau itu uang ayahnya yang tadi ketinggalan di saku celana yang mau di beli itu. dan waktu nyoba celana itu, si ayah lagi pegang uang dari hasil narik uang di ATM tadi siang, di kantongilah uang tersebut. sampai pada akhirnya si ayah lupa bahwa uangnya masih ada di kantong itu ketika dia tidak jadi membeli celana pendek tersebut.nah, pas si abang datang kerumah ngembaliin uang itu kerumah, si ayah dan keluarga yang lain bingung itu uang apaan.karena ayah juga lupa kalau dia habis dari ATM ambil sisa pensiunannya itu. si ayah adalah pensiunan anggota TNI AD.Begitu ayah ingat kalau dia tadi pegang uang 2800.000 dan sekarang tidak ada di tangannya melainkan ada di tangan si abang penjual baju, barulah ayah ingat kronologi kejadian tersangkutnya uang tersebut di kantong celana.
Lalu si ayah berterimakasih pada si abang karena sudah bersedia jujur, padahal kan seandainya mau nakal, si abang bisa saja membawa pulang uang tersebut alih alih sebagai rejeki tak terduga karena uang nemu. Tapi dengan niat tulus dan jujurnya , si abang mendapat hadiah dari anaknya bapak bapak itu, sebagai ucapan terimakasih.Tidak tanggung tanggung, si abang dapat hadiah berupa uang sebesar Rp 4.000.000,-. Nilai yang lebih besar dari hasil temuannya.Awalnya si abang menolak, akan tetapi anak tersebut memaksa agar abang mau menerimanya.Akhirnya abang menerima dengan wajah kebingungan.Dan lebih parahnya lagi, anak tersebut bersedia mengantar abang kembali ke kampung yang saya tempati untuk melanjutkan menjajakan dagangannya.
Memang luar biasa kejujuran si abang ini, meski hidupnya susah dia tetap menjunjung tinggi kejujuran. Kagum saya mendengar ceritanya.





sidoarjo, 2011

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun