Aku merasa seperti boneka-boneka kesayangan yang terbuang, terhempas saat kau memainkannya, kemudian kau patahkan tulang-tulangku hingga aku tidak mampu mengenal dirimu. Aku tidak dapat berbicara kebenaran perasaan ini sehingga sengaja ku tulis sajak-sajak palsu yang buntu, tersesat pada barisan kata dan kalimat dustamu. Pergilah dengan yang baik, maka kau campakan kesalahan yang sengaja kau buat. Pejamkan matamau dari kebenaran, sehingga fitnah akan datang padaku yang gila.